Sabtu 12 Nov 2022 10:09 WIB

Industri Jababeka Jadi Kawasan Net Zero Pertama di Asia Tenggara

Kelompok pabrik Jababeka berencana mengembangkan solusi dekarbonisasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Industri Jababeka Jadi Kawasan Net Zero Pertama di Asia Tenggara (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Industri Jababeka Jadi Kawasan Net Zero Pertama di Asia Tenggara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Pabrik-pabrik industri di Kawasan Industri Jababeka di Cikarang-Indonesia terdiri Pertamina, Hitachi, Unilever, dan L'Oréal, berkolaborasi untuk menciptakan klaster industri net zero dan menjadi klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara. Hal ini merupakan hasil konkret dari Task Force Energy, Sustainability & Climate (TF ESC) B20 dengan mendorong kolaborasi untuk klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara.

Kelompok pabrik Jababeka tersebut menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan rencananya untuk menjadi klaster industri net zero pertama di Kawasan Industri Jababeka di Indonesia Net Zero Summit 2022, side event B20 Indonesia 2022. Klaster ini akan didukung oleh World Economic Forum dan Accenture sebagai bagian dari inisiatif "Transitioning Industrial Clusters towards Net Zero" yang bekerja sama dengan Accenture dan EPRI. 

Baca Juga

Pasca penandatanganan, kelompok pabrik Jababeka berencana mengembangkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka. Adapun targetnya untuk mencapai emisi karbon nol bersih sebelum 2050 dan mendukung target net zero Indonesia pada 2060.

Tujuan utama lainnya termasuk meningkatkan efisiensi operasional dan sirkularitas serta transisi dari energi fosil ke energi listrik bertenaga surya, dan sumber terbarukan lainnya. Tujuan-tujuan ini akan menjadi bagian dari upaya transisi energi B20 yang mendukung presidensi G20 Indonesia pada 2022.

Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono mengatakan klaster industri net zero Jababeka akan dibangun di atas dasar yang telah kami letakkan sebagai kawasan industri selama lebih dari 30 tahun dengan perusahaan dari 30 negara bertransformasi pada masa depan, menggunakan teknologi dan digital dalam operasionalnya. 

“Inisiatif tersebut, akan membantu perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara untuk mengambil peran utama dalam mengatasi meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam keterangan tulis, Sabtu (12/11/2022).

Sementara itu Presiden Direktur dan CEO Pertamina sekaligus Chair of the B20 Energy, Sustainability and Climate Change, Nicke Widyawati, menambahkan, peningkatan penggunaan solusi energi terbarukan, penting untuk menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri. Tetapi untuk mencapai dekarbonisasi membutuhkan kolaborasi antar banyak pemangku kepentingan, jadi, kami mencari perusahaan tambahan di Jababeka dapat bergabung dengan kelompok baru ini. 

“Pertamina, sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia Fortune Global 500, sangat ingin mendorong perjalanan dekarbonisasi ini sebagai perusahaan energi,” ucapnya.

Direktur Supply Chain Unilever Indonesia, Alper Kulak, menambahkan, keberlanjutan harus menjadi bagian penting dari setiap strategi bisnis untuk memberikan kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Unilever berharap bisa bermitra dengan pihak lain dalam ekosistem bisnis manufaktur ini, dalam upaya ini.

Direktur Operasional Pabrik L'Oréal Indonesia, Puneet Verma, mengatakan, adanya mempertimbangkan posisi perusahaan sebagai pemimpin (pangsa pasar industri) kecantikan dan representasi dari brand global, L'Oréal berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar. 

“Melalui L'Oréal For the Future, kami berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon 100 persen seluruh lokasi kami berada pada 2025 secara global,” ucapnya.

“Pada 2021, semua lokasi kami sudah menggunakan 100 persen energi terbarukan primer, dan pada tahun 2023, pabrik kami di Kawasan Industri Jababeka akan mencapai netralitas karbon (net zero emission) 100 persen. Bersama-sama, kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan bisa menjadi bagian dari solusi untuk tantangan yang dihadapi dunia,” ucapnya.

Presiden Direktur Hitachi Astemo Bekasi Manufacturing, Yasuhiro Yamamoto, menambahkan peluncuran instalasi PV surya atap 1248kWp di pabrik pada Oktober lalu merupakan terbesar saat ini yang berada dalam satu bangunan di dalam Kawasan Industri Jababeka, Hitachi Astemo berupaya mempercepat transisi ke net zero klaster industri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement