Rabu 09 Nov 2022 12:38 WIB

Menko PMK Ingatkan Bencana Tahun Ini Belum Sampai Puncaknya

Intensitas bencana akan semakin meningkat pada Desember hingga awal tahun depan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Banjir di Aceh Barat. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bencana-bencana yang terjadi saat ini belum mencapai puncaknya.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi Banjir di Aceh Barat. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bencana-bencana yang terjadi saat ini belum mencapai puncaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, bencana-bencana yang terjadi saat ini belum mencapai puncaknya. Muhadjir mengatakan, BMKG memperkirakan tiga bulan ke depan intensitas bencana akan semakin meningkat.

"Ini belum mencapai puncaknya dan puncaknya diperkirakan itu akan terjadi bulan Desember, Januari hingga Februari," ujar Muhadjir usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi yang disiarkan daring, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga

Muhadjir mengatakan, pada Oktober lalu, BNPB mencatat frekuensi bencana rata-rata 70 kali per pekan. Bencana-bencana itu merupakan bencana hidrometeorologi basah meliputi banjir, cuaca ekstrem, dan longsor.

"Sesuai rekomendasi dari BMKG, bencana-bencana yang sekarang sudah terjadi ini belum mencapai puncaknya. Walaupun tadi Pak Kepala BNPB telah melaporkan frekuensinya semakin tinggi dibanding tahun lalu," ujar dia.

Menurut data BNPB, kejadian bencana pada 2021 mengalami peningkatan 16 persen dibandingkan kejadian bencana 2020. Begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan pengungsi yang mengalami peningkatan sebesar 12 persen. 

Karena itu, Muhadjir menilai perlunya meningkatkan kewaspadaan dan kapasitas dalam merespon terjadinya bencana. Salah satunya melalui Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi

"Kewaspadaan, meningkatkan kapasitas kemampuan dan juga meningkatkan respon cepatnya, itu harus dibina betul harus dipelihara betul dan kita tandai melalui momentum apel siaga nasional pada hari," ujar Muhadjir.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto saat mendampingi Menko PMK menyampaikan total kejadian bencana di Indonesia sebanyak 3.207 kali hingga November 2022. "Itu 94 sampai 95 persennya didominasi bencana hidrometeorologi basah yaitu banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem," ujar dia.

Dia menjelaskan, hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami bencana hidrometeorologi yang didominasi banjir. Mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan. "Aceh itu rata-rata semua kabupatennya sudah banjir, Jawa semuanya, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah juga banjir. Nah sekarang yang masih agak relatif tidak banyak banjir adalah di Indonesia bagian timur," ujarnya.

Suharyanto berharap gelaran Apel Kesiapsiagaan ini bisa meningkatkan kapasitas dan koordinasi dalam penanggulangan bencana semua unsur mulai kementerian sosial, BNPB, BPBD, ada Basarnas, ada BMKG dan semua penggiat daripada penanggulangan bencana. Begitu pun kesiapsiagaan penanggulangan bencana baik tingkat daerah maupun tingkat pusat 

"Sudah siap segala sesuatunya, baik dari segi personil, peralatan maupun piranti-peranti lunak dan pada saat tahap nanti tanggap darurat ini betul-betul bisa masuk ke sasaran dengan secepat-cepatnya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement