Selasa 08 Nov 2022 20:11 WIB

Pembangunan Pertahanan Indonesia Dinilai Butuh Peran Pemuda

Anak-anak muda Indonesia saat ini sebagai sumber kekuatan utama bangsa ke depan.

Lima pesawat F16 milik TNI AU melakukan patroli di udara.
Foto: Antara
Lima pesawat F16 milik TNI AU melakukan patroli di udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengusulkan agar Pemerintah, khususnya stakeholder sektor pertahanan dan keamanan, unuk merekrut dan menggalang anak-anak muda Indonesia yang jenius, digembleng patriotismenya untuk kemajuan Indonesia. Hal itu menjadi salah satu langkah strategis Indonesia yang sejalan juga dengan teori geopolitik Soekarno yang menempatkan pentingnya diplomasi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal itu disampaikan Hasto Kristiyanto dalam sambutan Seminar Nasional Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan di Jakarta, dalam keterangan persnya, Selasa (8/11/2022). Hasto menjadi salah satu pembicara bersama Menhan Prabowo Subianto sebagai keynote speaker.

Baca Juga

Hasto menjelaskan panjang mengenai teori geopolitik Soekarno yang menjadi hasil penelitian dan menjadi disertasinya di Universitas Pertahanan (Unhan). Teori itu menemukan bahwa variabel Politik dan Sains Teknologi memiliki nilai pengaruh paling signifikan jika Indonesia ingin mewujudkan cita-cita kepemimpinan Indonesia di dunia.

Variabel politik mencakup diplomasi internasional, ideologi, dan hukum. Sementara sains dan teknologi mencakup pendidikan, perwujudan kampus sebagai city of intellect, dan penguasaan ilmu-ilmu dasar.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa berdasarkan teori geopolitik Soekarno, dapat dibuktikan bagaimana variabel demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai, dan sains-teknologi, menjadi instrument of national power yang berperan penting bagi ketahanan nasional Indonesia. Instrument of national power itulah yang harus dibangun, didayagunakan, dan diuji efektivitasnya. 

Dalam konteks itulah mengapa menjadi penting bagi negara Indonesia untuk melihat anak-anak muda Indonesia saat ini sebagai sumber kekuatan utama bangsa ke depan.

"Maka sesuai dengan teori geopolitik Soekarno itu, harus direkrut dan digalang anak-anak muda Indonesia yang jenius, lalu digembleng patriotismenya untuk kemajuan Indonesia," kata Hasto. 

Anak-anak muda Indonesia itu yang akan berada di garda terdepan kemajuan Indonesia dalam hal information technology (IT), nuklir, internet of things, teknologi perkapalan, robotik, logam dan material, lingkungan hidup, pangan, energi dan ilmu-ilmu dasar. Para anak muda ini harus digalang rasa percaya diri pada kekuatan bangsa sendiri. Tentu dalam konteks itu pula, maka research and development di Indonesia harus terus diperkuat untuk meningkatkan kapabilitas. 

Dijelaskan Hasto, berdasarkan Teori Geopolitik Soekarno, maka kekuatan Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat, serta kekuatan outer space diperlukan apabila ada ancaman militer dari  negara aggressor  dan desain yang ada harus mampu menangkalnya sebeum memasuki kedaulatan Indonesia. 

Hasto juga mengingatkan bahwa perspektif pertahanan itu luas, tidak hanya menyangkut kekuatan militer an sich. Sesuai teori geopolitik Soekarno, instrumen national power atau kekuatan pertahanan nasinal tersebut juga mencakup kekuatan demografi, tata ruang geopolitik Indonesia, Sumber Daya Alam (mineral, gas, minyak, batu-bara, dll), komoditas strategis, kekuatan maritim dan potensinya, serta bargaining Indonesia di dalam menjaga keseimbangan iklim global.

"Ini semua harus disimulasikan menjadi kekuatan atau power," tegas Hasto.

"Teori Geopolitik Soekarno dengan 7 variable instrument of national power sangat penting di dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia termasuk di dalam membangun kekuatan pertahanan negara yang disegani serta menjadi benteng di Samudera Hindia dan Pasifik dari kekuatan yang bisa merusak perdamaian dunia," ujarnya.

Hasto Kristiyanto pun mengingatkan, bahwa persoalan pertahanan dan bagaimana membangun postur pertahanan masa depan menentukan kelangsungan hidup bangsa. Dan harus selalu diingat bahwa diplomasi luar negeri dan pertahanan merupakan satu kesatuan diplomasi di dalam membangun kekuatan pertahanan negara atas cara pandang geopolitik. 

Diitegaskan Hasto, kekuatan pertahanan Indonesia ke depan harus bisa melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; menghapuskan penjajahan di atas dunia; membangun persaudaraan dunia; menjaga keutuhan wilayah, keselamatan bangsa, dan kedaulatan negara, serta keutuhan NKRI; dan pertahanan menentukan survival bangsa.

"Maka kita memerlukan angkatan perang yang mampu menjalankan kelima hal pokok tersebut. Angkatan perang juga penting untuk melindungi kekayaan alam dari pencurian oleh pihak asing. Saat ini dan ke depan, dibutuhkan kebijakan strategis untuk secara progresif memperkuat kekuatan kita, baik lewat alutsista mapun penguatan instrument of national power kita," kata Hasto yang hadir dalam kapasitas sebagai dosen Universitas Pertahanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement