Ahad 06 Nov 2022 10:04 WIB

Rumah Warga dan Mushola Hanyut Diterjang Luapan Sungai Cipamingkis Bogor

Abrasi disebabkan hujan deras yang membuat tanah mengalami abrasi

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga berwisata di Sungai Cipamingkis yang mengering, Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  Selasa (17/8/2021). Masyarakat memanfaatkan sungai yang mengering itu untuk berwisata saat libur hari Kemerdekaan Indonesia ke-76.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga berwisata di Sungai Cipamingkis yang mengering, Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/8/2021). Masyarakat memanfaatkan sungai yang mengering itu untuk berwisata saat libur hari Kemerdekaan Indonesia ke-76.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Rumah warga dan satu mushola di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor hanyut terbawa aliran arus Sungai Cipamingkis. Peristiwa tersebut terjadi diawali oleh pergeseran tanah di sekitar lokasi kejadian.

Staf Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jalaluddin, mengatakan setelah kejadian bagian tanah yang bergeser sempat masih terus bergerak. “Serta mengakibatkan rumah dan musala ambruk, serta hilang terbawa arus Sungai Cipamingkis,” kata Jalaluddin, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, dari hasil analisa petugas peristiwa tersebut diawali oleh hujan deras. Hal itu menyebabkan volume aliran dan arus Sungai Cipamingkis meningkat.

"Mengakibatkan permukiman warga yang sebelumnya telah terabrasi akibat kejadian yang sama, saat kejadian kembali terabrasi. Dampak lain dari itu, permukaan tanah kurang lebih 15 meter dari bibir sungai juga telah mengalami keretakan," tuturnya.

Jalaluddin menyebutkan, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa maupun luka. Petugas juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat apabila hujan dan dampak abrasi semakin mendekat, agar melakukan evakuasi mandiri.

Untuk penanganan lebih lanjut, sambung dia, dibutuhkan pembangunan bronjong serta aliran sungai baru sepanjang kurang lebih 300 meter oleh pihak terkait. “Hal itu karena ketika arus sungai naik, abrasi pada bibir sungai terus terjadi. Dikhawatirkan hal itu akan terus terjadi apabila tidak ditindaklanjuti,” katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement