Kamis 03 Nov 2022 20:16 WIB

IFA 2022, Mitigasi Filantropi

IFA 2022 laksana mitigasi atas tsunami filantropi.

Iqbal Setyarso, Mantan Vice President Aksi Cepat Tanggap/ACT
Foto:

Mitigasi Bencana Filantropi

Dengan keseriusan penilaian dan penjuriannya, lembaga ini: IFI atau Institut Fundraising Indonesia berikhtiar menghadirkan ajang apresiasi untuk lembaga filantropi di Indonesia, bukan saja bagi Jakarta filantropi yang eksis di Jakarta, tapi di daerah-daerah. Sebagai lembaga kebaikan sekelompok orang yang mewadahi gerakan konsisten, memilih ranah sangat langka: mengedukasi filantropi, lalu melakukan awarding.

Langkah itu sangat impacful terlebih ketika institusi filantropi diterjang tsunami. Kerja-kerja istiqamah para praktisi filantropi itu --yang berjibaku tanpa henti dalam sepi, menjadikan pekerjaan itu tetap perhelatan senyap, karena keseriusan mengedukasi publik pada gilirannya melahirkan transparansi dan responsibilitas.

Dengan kata-kata fundraising dana publik, IFI meneruskan apa yang pernah dirintis Dompet Dhuafa melalui salah satu lembaga ang didirikannya –Inspirasi Melintas Zaman (IMZ)--menyapa publik secara swadaya, tanpa panduan, tanpa pembinaan dan arahan. Dari masyarakat untuk masyarakat. Menjadi salah satu juri Indonesia Fundrasing Award 2022/IFA, menjadikan saya tak punya alasan apapun untuk menolaknya.

Saya berefleksi,  dan berempati, pada masa yang cukup panjang, lembaga-lembaga sosial-kemanusiaan itu telah bekerja dalam senyap. Event penjurian lembaga-lembaga itu membuat batin saya berkata, mereka bekerja mandiri, dan ada institusi yang mau “memanggungkan” kerja-kerja senyap mereka, menjadi pemantik perhatian khalayak.

Jelas ini ikhtiar selebrasi yang indah penuh makna, menjadikan “kegembiraan menolong” sebagai event, bahkan secara regular dievaluasi. Indonesia Fundraising Award/IFA, 2022, pantas dikatakan mitigasi tsunami filantropi. 

Pada pekan-pekan pertama peristiwa itu, ketika majalah Tempo mempublikasikan peristiwa itu, sekalgus berentetan sikap pembekuan sepihak, dimarakkan pemberitaan akan adanya 176 lembaga tanpa menyebutkan nama lembaganhya, disebut-sebut memiliki modus serupa ACT.

Maka, pantaslah saat saya katakana, IFA 2022 laksana mitigasi atas tsunami filantropi. Proses penjurian IFA Award 2022, terasa elegan, perlawanan anggun  atas sikap regulator, alih-alih membina, yang terjadi malah membinasakan.

Masyarakat filantropi Indonesia, seraya menyayangkan sikap pemberangusan lembaga filantropi, pada sisi lain mensyukuri ada ikhtiar konsisten mengedukasi khalayak, juga regulator sendiri untuk cermat menjnjukkan itikad eksistensinya sebagai regulator. Ambillah porsi yang sewajarnya dan sepatutnya sebagai regulator. Tunjukkan peran pemerintah untuk menyemarakkan semangat menstimulasi kebaikan, kesalihan sosial, kedermawanan sebagai hal yang tak kalah pentingnya dengan penegakan hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement