Kamis 03 Nov 2022 12:02 WIB

Jabar Belajar Strategi Bangkitkan Pariwisata Pascapandemi ke Bali 

Dalam dua tahun kemarin, Pariwista Bali betul-betul terpuruk karena pandemi. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, bertukar pikiran dengan Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun.
Foto: Istimewa
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, bertukar pikiran dengan Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar terus berupaya untuk mengembangkan potensi pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Salah satunya komparasi dengan Provinsi Bali yang dianggap berhasil bangkit pasca-keterpurukan di masa pandemi.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, sejumlah langkah strategis dilakukan Disparbud Jabar. "Saat Covid-19 merebak, sektor pariwisata Bali terpuruk karena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun kondisi itu tak lagi terlihat," ujarnya, Kamis (3/11/2022). 

Pemprov Bali secara bertahap mampu memulihkan pariwisata yang memberi dampak positif pada para pelaku yang terlibat di dalamnya seperti hotel, restoran, penyedia souvenir, dan lain sebagainya. Benny Bachtiar pun, bertukar pikiran dengan Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun membahas pariwisata.

“Di Bali, dalam dua tahun kemarin, betul-betul terpuruk karena pandemi. Tapi, saya melihat pemulihannya sangat cepat. Maka dari itu, saya ingin mengetahui kiat-kiat apa yang dilakukan Pemerintah Bali?" ujar Benny.

Benny mengatakan, saat bertukar pikiran ia pun mendengar kiat-kiat dari Provinsi Jabar untuk memulihkan industri wisata. "Saya perlu mendengar kiat-kiatnya di dalam upaya pemulihan dari Pemerintah Provinsi Bali yang saat ini kelihatannya sudah normal. Sehingga dapat menjadi penguatan bagi kami di Jawa Barat,” paparnya.

Sementara menurut Kadisparda Bali, Tjok Bagus, pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk memulihkan sektor pariwisata. Tapi sebelum itu, Pemprov Bali sudah lebih dulu menggencarkan penyebaran masker serta mempercepat pelaksanaan vaksin di seluruh wilayah.

“Kami sangat dibombardir oleh Covid-19 sehingga seolah-olah kekurangan oksigen. Pak Gubernur kemudian memutuskan untuk mengakselerasi vaksin. Hanya itu satu-satunya jalan untuk pemulihan Bali,” katanya.

Tjok Bagus mengatakan, di awal 2020, waktu itu susah mencari masker. Ia pun sebagai Eselon II diwajibkan mengeluarkan 6 juta produksi masker kain. "Dengan begitu industri garment hidup, masyarakat aman,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, Bali kembali membuka penerbangan dan menerapkan kebijakan travel bubble. Travel bubble sendiri adalah ketika beberapa negara yang dinilai berhasil mengontrol pandemi sepakat untuk membuka rute penerbangan. 

Pemprov Bali, kata dia, mengizinkan wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang ke Pulau Dewata asalkan memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.

“Untuk membangkitkan ekonomi di Bali, harus ada pariwisatanya. Karena itu kami menerapkan sistem travel bubble. Nah bubble ini hanya untuk di kawasan zona hijau yaitu Nusa Dua, Sanur, dan Ubud. Dari tiga zona hijau itu, kami bawa pekerjanya yang sudah divaksin 100 persen dan memiliki sertifikat CHSE,” papar Kadisparda Bali.

Selanjutnya, kata dia, Bali membuka diri terhadap penyelenggaraan event baik skala nasional maupun internasional. Promosi juga dilakukan melalui KBRI yang ada di luar negeri dan semua dilakukan secara digital.

“Strategi lain adalah kita selalu komunikasi dengan sangat baik kepada teman-teman komponen pariwisata. Memperbanyak event yang ada di Bali sehingga menambah length of stay wisatawan,” katanya.

Benny mengatakan, dari komparasi tersebut, didapat kesimpulan bahwa Provinsi Bali telah mengintegrasikan banyak hal mulai dari daya tarik wisata, budaya, ekonomi kreatif, serta kearifan lokal dari masyarakat. 

Hal itu, kata dia, yang dianggap membuat Bali bisa memulihkan sektor pariwisata dan akan menjadi modal positif bagi Pemprov Jawa Barat untuk mereplikasinya demi mewujudkan pariwisata juara, budaya juara, serta ekonomi kreatif juara.

“Banyak sekali insight yang kami dapatkan. Mudah-mudahan apa yang kami dapat ini, sebagaian besar bisa diimplementasikan di Jawa Barat,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement