Jumat 28 Oct 2022 14:44 WIB

Dinkes DKI Berikan Gratis Obat Penawar Gangguan Ginjal Akut

Rumah sakit di Jakarta yang menjadi rujukan perawatan gangguan ginjal akut hanya dua.

Red: Nur Aini
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek ilustrasi. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memberikan gratis obat penawar atau antidotum gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek ilustrasi. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memberikan gratis obat penawar atau antidotum gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta memberikan gratis obat penawar atau antidotum gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak.

"Antidotum diberikan dari Kementerian Kesehatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga

Menurut dia, rumah sakit yang merawat pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak dapat mengajukan langsung kepada Kementerian Kesehatan. Saat ini, kata  dia, rumah sakit di Jakarta yang menjadi rujukan perawatan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak hanya ada dua yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Kedua rumah sakit itu merupakan rumah sakit vertikal dari Kementerian Kesehatan.

Saat ini, Dinkes DKI menyiapkan rumah sakit daerah tipe A dan B di DKI di antaranya RSUD Tarakan, Pasar Minggu, Pasar Rebo, dan Koja sebagai rumah sakit rujukan. Namun, sebelum menjadi rujukan, pihaknya mengirim tenaga kesehatan ke RSCM memberikan pendampingan melakukan perawatan sekaligus belajar.

Selain itu, kata dia, upaya tersebut juga dilakukan untuk menyiasati jumlah tenaga ahli dokter anak ahli ginjal atau nefrologi di Jakarta yang jumlahnya baru tiga orang. Sementara itu, sejak Januari hingga 27 Oktober 2022, total ada 135 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak.

Dari jumlah itu, sebanyak 63 pasien meninggal dunia, sedangkan sebanyak 46 pasien sembuh. Para pasien itu tidak hanya dari Jakarta, tapi juga berasal dari provinsi lain di antaranya Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Riau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement