Kamis 27 Oct 2022 21:51 WIB

Kementerian ESDM Sukses Laksanakan Uji Cold Startability B40

Dilakukan pengujian mutu bahan bakar dan pelumas.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Karta Raharja Ucu
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana selepas melakukan pengujian cold startability pada Road Test B40 di wilayah Perkebunan Tambi di ketinggian 1400 Mdpl, Rabu (26/10) dini hari.
Foto: ESDM
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana selepas melakukan pengujian cold startability pada Road Test B40 di wilayah Perkebunan Tambi di ketinggian 1400 Mdpl, Rabu (26/10) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus melakukan berbagai rangkaian uji kelayakan B40 (campuran 40 persen biodiesel pada bahan bakar solar) sebagai bahan baku penggerak mesin diesel.

Saat dilakukan uji Cold Startability (kemudahan penyalaan kendaraan pada temperatur rendah) oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi "Lemigas" dan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE dapat dinyalakan dengan baik di mana masih memenuhi standar yang ditetapkan yaitu kurang dari 5 detik. Pengujian cold startability pada Road Test B40 berada di wilayah Perkebunan Tambi di ketinggian 1.400 Mdpl.

"Untuk hasilnya sebagai standar menghidupkan mesin paling lama 5 detik dan catatan saya tadi paling cepat kira-kira 1 detik. Ini bukti otentik kalau B40 siap digunakan di-engine," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana di wilayah Perkebunan Tambi, Jawa Tengah pada Rabu (26/10/2022).

Ia menjelaskan pada pengujian kali ini terdapat dua formula bahan bakar yang digunakan pada Road Test B40 yaitu formula pertama, B30D10 yang terdiri dari campuran 30 persen Biodiesel (B100), 10 persen Diesel Nabati/HVO (D100) dan 60 persen Solar Murni (B0). Dan formula kedua B40 yang terdiri dari campuran 40 persen Biodiesel (B100) dan 60 persen Solar Murni (B0).

Ia menambahkan pengadaan bahan bakar Solar Murni dan D100 sendiri disediakan oleh PT Pertamina (Persero) dan untuk B100 dengan spesifikasi khusus disediakan oleh Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) sebagai asosiasi dari Badan Usaha BBN Jenis Biodiesel.

"Kami memilih (formula) bahan bakar ini yang asalnya dari dalam negeri dan diproduksi dari kami. Untuk yang basisnya B40 diproduksi oleh Aprobi Biodieselnya, dan untuk tadi yang campuran 10 persen (Diesel Nabati/HVO) oleh Pertamina dan sekarang ekspor malah. Dua-duanya akan kami manfaatkan," kata dia.

Selain melakukan uji cold startability, dilakukan pula beberapa pengujian. Salah satunya melakukan pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas yang bertujuan untuk mememastikan kualitas mutu bahan bakar sebelum dan sesudah dicampur sampai masuk ke dalam engine sesuai dengan kualitas mutu yang dipersyaratkan.

Di samping itu, analisa pelumas untuk memastian dan membandingkan kualitas pelumas pada awal dan pelumas bekasnya. Tim teknis uji jalan bahan bakar biodiesel B40 pada kendaraan bermesin diesel juga telah menyelesaikan beberapa pengujian antara lain analisis konsumsi bahan bakar, uji kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, uji kinerja engine, uji stabilitas penyimpanan bahan bakar dan uji startability.

Setelah melakukan uji cold startability, tim uji teknis akan melakukuan uji jalan B40 dengan rute untuk kendaraan uji dengan kapasitas kurang dari 3,5 ton target jarak harian 650 kilometer (km) per hari dengan rute Balitsa - Tol Cileunyi - Ciamis - Kuningan - P3GL - Pemalang (puter balik) - Subang - Balitsa dengan total jarak tempuh 50 ribu km. Sementara itu, untuk kendaraan uji dengan kapasitas lebih dari 3,5 ton target jarak harian 550 km per hari dengan rute Balitsa - Pasteur - Cikampek - Cipali - P3GL - Tegal (puter balik) -Cipali - Subang - Balitsa, dengan total jarak tempuh 40 ribu km.

Diketahui, pada acara uji cold startability turut hadir di antaranya Direktur Bioenergi, Kepala Balai Besar Pengujian Lemigas, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian EBTKE, jajaran Direksi BPDP Sawit, Direksi Pertamina (Persero) dengan Subholding, perwakilan APROBI, Gaikindo serta perwakilan ATPM dan akademisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement