Rabu 26 Oct 2022 18:58 WIB

Subvarian XBB Hanya Akibatkan Gejala Ringan pada Pasien yang Sudah Divaksinasi Lengkap

Empat pasien subvarian XBB di Indonesia bergejala batuk dan pilek dan sudah sembuh.

Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke warga saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Taman Dewi Sartika, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Selasa (18/10/2022). Beberapa daerah saat ini sedang mengalami kelangkaan stok vaksin Covid-19 di tengah terdeteksinya subvarian Omicron XBB. (ilustrasi)
Foto:

Pada Rabu (26/10/2022), pemerintah kembali merilis perkembangan kasus virus Corona (Covid-19) di Tanah Air. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 yang jumlah kasus positif Covid-19 mengalami penambahan sebanyak 3.048 kasus.

Sebelumnya pada Selasa (25/10/2022) tercatat ada penambahan 3.008 kasus dimana mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan Senin (24/10/2022), yakni 1.703 kasus.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus SARS-Cov-2 akan tetap ada, bermutasi, dan menyebar seiring mobilitas masyarakat.

"Memang (virus SARS-Cov-2) bermutasi terus kan virus ini dan biasanya mutasi dilihat pattern-nya, kalau ada suatu negara yang tinggi, penularanya jadi bermutasi. Nah biasanya itu terjadi di Juni-Juli atau di bulan Desember," ujar Budi di Jakarta, Rabu.

"Jadi kalo kita lihat tuh di hampir seluruh dunia puncaknya di bulan Juli-Agustus, sama di bulan Januari-Februari. Indonesia waktu kemarin, Juli-Agustus belum naik di saat hampir seluruh dunia naik. Hanya beberapa negara saja yang tidak naik dan itu Indonesia," sambung Budi.

Menurut Budi, ketepatan waktu pemerintah dalam membangun antibodi masyarakat melalui vaksinasi Covid-19 menjadi modal untuk melindungi Indonesia dari varian baru XBB. "Jadi kita beruntung karena timing vaksinasi kita dan waktu Omicron banyak yang kena, terinfeksi, sehingga proteksinya bagus. Selama enam bulan kita sudah tidak ada apa-apa,” ungkap Mantan Wakil Menteri BUMN tersebut.

Ihwal masalah stok vaksin Covid-19, Budi membenarkan adanya kelangkaan stok vaksin Covid-19 di beberapa daerah. Penyebab kelangkaan vaksin lantaran pemerintah menyetop impor vaksin.

Untuk mengatasi kelangkaan stok tersebut, pihaknya kembali mendatangkan 5 juta dosis vaksin Pfizer yang merupakan hibah dari skema COVAX. Budi menegaskan, penambahan stok vaksin Covid-19 impor dari luar negeri disebut hanya untuk menambal kekosongan ketersediaan sementara.

 

"Jadi karena kemarin kita ada vaksin produksi vaksin dalam negeri, jadi yang impor kita tahan dulu, supaya produksi dalam negeri masuk, nah ternyata agak mundur produksi dalam negeri. Tapi sebetulnya mundurnya uji klinis untuk booster belum keluar dari BPOM RI," kata Budi.

"Jadi karena vaksin dalam negeri ini agak mundur uji klinis dan segala macamnya, kita dua hari yang lalu sudah datangkan 5 juta dosis vaksin Pfizer," sambung Budi.

Saat ini, lanjut Budi, vaksin Pfizer tersebut sudah mulai siap didistribusikan. Menurut Budi, stok vaksin yang ada saat ini akan dialokasikan menuju sejumlah daerah yang membutuhkan.

"Ini sudah datang, kita siap-siap bagi-bagi, tapi balik lagi teman-teman ini hanya untuk sementara, begitu vaksinnya sudah siap, kita pakai yang dalam negeri," tegas dia.

Sebelumnya, kelompok masyarakat sipil Lapor Covid-19 mengkritik pemerintah terkait kelangkaan stok vaksin. Padahal, vaksinasi booster saat ini menjadi syarat wajib bagi warga dalam melakukan banyak aktivitas sosial di luar rumah.

 

 

"Pemerintah tidak lagi mendatangkan vaksin dari pembelian langsung maupun hibah melainkan mengandalkan stok lama dan produksi dalam negeri yang saat ini masih dalam tahap pengembangan," ujar Koordinator Advokasi Lapor Covid-19 Firdaus Ferdiansyah, Selasa (25/10/2022).

Lapor Covid-19 mencatat percepatan program vaksinasi kian melambat. Laju vaksinasi terus mengalami penurunan setidaknya sejak bulan Mei lalu.

Pada Agustus 2022, Indonesia hanya mampu melakukan 3,5 juta suntikan atau 50 persen lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2022 yang berhasil melakukan 7 juta suntikan. Selain animo masyarakat yang menurun, dia melanjutkan, stok vaksin di berbagai daerah sudah mulai menipis dan tak jarang pemerintah daerah menutup layanan vaksinasi.

 

"Kondisi ini mengkhawatirkan mengingat masih banyak warga yang belum mendapatkan vaksin booster," kata Firdaus.

 

photo
Stok vaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement