REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Bupati Bandung Dadang Supriatna meminta warga untuk melaporkan kepada aparat jika rumah yang dihuninya terancam bencana terkait dengan cuaca ekstrem yang mulai terjadi pada akhir tahun 2022.
"Kita kan tidak tahu, kapan bencana itu datang pada kita, makanya melalui sinergi semua jajaran, mari bersama-sama berupaya meminimalisir risiko," kata Dadang.
Dia menjelaskan pengurangan risiko dampak bencana merupakan tugas seluruh pihak, termasuk masyarakat. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat meningkatkan kepekaan terhadap kondisi di lingkungan sekitarnya.
Dia menjelaskan masyarakat bisa melaporkan kepada pemerintah desaatau pihak kecamatan, jika melihat potensi terjadinya bencana, seperti longsor dari retakan tanah, atau potensi banjir dari kondisi aliran sungai.
Dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, katanya, 22 kecamatan dinyatakan sebagai wilayah rawan bencana. Dia telah meminta aparatur pemerintahan di sejumlah wilayah itu untuk meningkatkan koordinasi guna mengantisipasi bencana.
"Saya sudah minta untuk terjun langsung ke lapangan mengecek kondisi di wilayah masing-masing," kata Dadang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Uka Suska mengatakan pihaknya tetap siaga untuk mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya.
Meski bencana itu dinilai minim menimbulkan korban, menurutnya, tim BPBD tetap melakukan kesiagaan untuk mengoptimalkan peringatan dini bencana.
Selain itu, pihaknya melakukan pendataan terkait dampak banjir terhadap rumah warga. "Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait, apakah akan dibantu untuk rehabilitasi bangunan rumah yang rusak atau seperti apa," kata dia.