Senin 24 Oct 2022 05:30 WIB

Jokowi Minta Cari Presiden ke Depan tak Sembrono, Muzani: Dunia tak Baik-Baik Saja

Pemimpin RI mendatang harus bisa menciptakan stabilitas politik, ekonomi dan keamanan

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) saat puncak perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo Kemayoran, Jumat (20/10/2022).
Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) saat puncak perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo Kemayoran, Jumat (20/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengingatkan agar tak semborono pilih calon presiden (capres) lantaran kondisi  situasi dunia saat ini tidak baik-baik saja.

Presiden Jokowi berkali-kali mengingatkan bahwa ancama resesi dan krisis pangan ada depan mata. Perang Rusia dan Ukraina akan berimplikasi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia ke depan.

Baca Juga

"Itu sebabnya Pak Jokowi mengatakan, dalam memilih presiden tidak boleh sembrono. Presiden juga mengatakan, pemimpin Indonesia yang akan datang harus bisa menciptakan stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan serta memiliki pengalaman jam terbang yang mumpuni di pemerintahan," kata Muzani Ahad (23/10).

Menurutnya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto merupakan orang paling tepat untuk memimpin bangsa Indonesia selanjutnya. Ia menilai pencalonan Prabowo untuk maju di 2024 adalah cara yang tepat untuk menjawab tantangan krisis bagi bangsa Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

Selain itu, Prabowo juga mendapat predikat sebagai Menteri dengan kinerja terbaik dalam kabinet Presiden Jokowi. Diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo sejak menjabat Menteri Pertahanan bahkan mendapat respons positif dari berbagai negara-negara di dunia.

"Itu sebabnya Prabowo adalah capres yang paling tepat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan ke depan," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyinggung soal kondisi ekonomi dunia yang bakal ‘gelap' pada tahun 2023 mendatang. Menurutnya, sudah ada 14 negara yang menjadi 'pasien' International Monetary Fund (IMF).

"Banyak yang menyampaikan (ekonomi dunia) akan gelap signifikan, saya kira bapak ibu sudah tahu, yang sudah masuk pasien IMF ada 14 negara, sudah masuk jadi pasien. Dan 28 negara lagi sudah ngantri di depan pintunya IMF. Oleh sebab itu betul-betul pemimpin ke depan harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi," ujar Jokowi dalam HUT Golkar beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement