Sabtu 22 Oct 2022 19:48 WIB

Longsor Tutup Akses Jalan Perbatasan Kab Bandung-Cianjur

BPBD masih mendata terkait dampak akibat longsor

Rep: m fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Material tanah longsor menutup akses jalan di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Jalan Ciwidey-Cidaun KM 239+000, Sabtu (22/10/2022) sore.  Hujan deras diduga menyebabkan longsor terjadi dan membuat kendaraan sementara waktu tidak dapat melintas.
Foto: istimewa
Material tanah longsor menutup akses jalan di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Jalan Ciwidey-Cidaun KM 239+000, Sabtu (22/10/2022) sore.  Hujan deras diduga menyebabkan longsor terjadi dan membuat kendaraan sementara waktu tidak dapat melintas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Material tanah longsor menutup akses jalan di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Jalan Ciwidey-Cidaun KM 239+000, Sabtu (22/10/2022) sore.  Hujan deras diduga menyebabkan longsor terjadi dan membuat kendaraan sementara waktu tidak dapat melintas.

Informasi yang dihimpun dari relawan bencana dan BPBD Jabar, lokasi longsor berada di wilayah Kabupaten Cianjur tepatnya di KM 239+000. Petugas saat ini masih berupaya melakukan evakuasi material longsor.

Baca Juga

Kepala Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat membenarkan bahwa telah terjadi longsor di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung-Kabupaten Cianjur. Saat ini petugas masih melakukan evakuasi di tempat kejadian."Iya di ruas jalan Ciwidey Cidaun sedang dalam proses penanganan," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (22/10/2022).

Ia menuturkan pihaknya masih melakukan pendataan terkait dampak yang ditimbulkan akibat longsor tersebut. Termasuk akses lalu lintas di jalan itu yang terkena dampak. "Petugas assesment masih di lapangan mendata," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memperkirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat sepekan ke depan terhitung 17 hingga 23 Oktober. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada. "Dalam sepekan ke depan, diperkirakan terdapat beberapa fenomena yang masih berpengaruh terhadap penambahan uap air dan atau pembentukan awan yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Jawa Barat," ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, beberapa hari lalu.

Ia menuturkan beberapa fenomena cuaca yang masih akan terjadi yaitu kondisi muka laut di sekitar Jawa Barat relatif hangat, indeks dipole mode diperkirakan masih mengindikasikan aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat yang signifikan. Selain itu indek nino masih mengindikasikan periode La Nina, gelombang atmosfer Rossby Equator diperkirakan aktif di sebagian wilayah Jabar. Atmosfer di sebagian wilayah Jabar akan berada pada kategori labil sedang yang mendukung terhadap pertumbuhan awan.

"Berdasarkan prakiraan kondisi global, regional, dan model probabilistik, diperkirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam skala lokal terdapat di sebagian kabupaten dan kota di wilayah Jawa Barat untuk sepekan ke depan. Sedangkan potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang berpotensi terjadi," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement