REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan integrasi antarmoda di Jakarta diperluas dengan kerjasama kesepahaman antara PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kerja sama tersebut direalisasikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) integrasi antara bus Transjakarta dan kereta cepat.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta, Anang Rizkani Noor mengatakan, kerja sama itu diteken Direktur Utama (Dirut) Transjakarta M Yana Aditya dan Dirut PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi di Jakarta, Jumat (21/10/2022). MoU kedua perusahan mencakup integrasi semua angkutan penumpang dan bisnis pendukung antara Transjakarta dan kereta cepat.
"Kerja sama ini adalah implementasi integrasi transportasi publik di Jakarta antara Transjakarta dan KCIC," kata Anang dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Hadir dalam kesepakatan kerja sama tersebut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo. Termasuk juga para jajaran direksi KCIC, dan Transjakarta. Kerja sama itu menjadi landasan untuk memfasilitasi komunikasi, negosiasi, dan melakukan kajian yang diperlukan.
"Transjakarta akan menyediakan kebutuhan pelayanan angkutan umum di wilayah Jabodetabek untuk mendukung arus mobilisasi penumpang KCIC dari dan ke Stasiun Halim (Perdanakusuma) serta bisnis pendukung yang disepakati bersama," ujar Anang.
Dalam mengoptimalkan integrasi transportasi publik, Transjakarta juga berkoordinasi untuk penyediaan akses dan fasilitas untuk kelancaran operasional armada. Keberhasilan integrasi layanan antarmoda akan memengaruhi preferensi masyarakat untuk memilih angkutan umum sebagai moda angkutan utama perjalanan.
Menurut Anang, MoU yang ditandatangani Transjakarta dan KCIC berlaku selama satu tahun. "Diharapkan masyarakat bisa melakukan perjalanan dengan leluasa dalam kombinasi moda transportasi umum. Alhasil kemacetan lalu lintas di bisa ditekan. Pertumbuhan ekonomi meningkat," ucapnya.