REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepolisian Resor Kota Yogyakarta menangkap pelaku utama kasus penganiayaan terhadap seorang mahasiswa asal Timor Leste hingga korban meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Idham Mahdi saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis, mengatakan terduga pelaku utama kasus penganiayaan mahasiswa Timor Leste itu ditangkap di luar wilayah Yogyakarta.
"Kami telah menangkap dan mengamankan pelaku utama yang melakukan penusukan," kata Idham yang belum bersedia mengungkap identitas terduga pelaku.
Setelah menangkap pelaku utama, Kapolresta memastikan segera memburu sejumlah pelaku lain, baik yang diduga terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kasus penganiayaan mahasiswa salah satu perguruan tinggiswasta di Yogyakarta itu.
"Kami akan melakukan pengejaran terhadap teman-temannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mereka bisa lari, namun tidak bisa sembunyi," ujar Idham.
Mengenai motif pelaku melakukan penganiayaan, ia menyatakan masih dilakukan pendalaman."Motifnya tentu saja akan lebih jelas nanti manakala semua (pelaku) sudah bisa kami amankan," katanya.
Seorang mahasiswa asal Timor Leste berinisial EHL (25) dilaporkan meninggal dunia setelah dianiaya sejumlah orang tak dikenal di depan toko swalayan di Jalan H.O.S.Cokroaminoto, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, pada Rabu malam, 31 Agustus 2022.
Selain EHL, polisi menyebut ada dua korban lain, yaitu JVG (27) dan CDF (29) yang mengalami luka-luka dalam peristiwa itu.
Kepala Seksi Humas Polresta Yogyakarta Ajun Komisaris Polisi Timbul Sasana Raharjo menjelaskan bahwa kronologi peristiwa ini bermula saat korban EHL bersama teman-temannya sedang nongkrong di depan toko swalayan di Jalan H.O.S.Cokroaminoto, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 20.00 WIB.
Kemudian pada pukul 20.15 WIB, dua orang dengan mengendarai mobil datang menghampiri mereka. Selanjutnya, datang lagi tiga orang pada pukul 21.00 WIB setelah dihubungi pengendara mobil tersebut.
Beberapa saat kemudian datang lagi rombongan sebanyak 10 orang dengan menggunakan kendaraan bermotor dan tanpa basa basi langsung menyerang korban dan teman-temannya menggunakan senjata tajam parang.