Kamis 20 Oct 2022 01:21 WIB

Pangkostrad Ajak Partisipasi Aktif Atasi Krisis Air Bersih di Indonesia 

Krisis air bersih masih menjadi ancaman di sejumlah wilayah Indonesia

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
[ilustrasi] Sejumlah warga antre mengisi air ketika mendapatkan bantuan air bersih di lereng gunung Merapi, Tegalmulyo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (14/9).
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
[ilustrasi] Sejumlah warga antre mengisi air ketika mendapatkan bantuan air bersih di lereng gunung Merapi, Tegalmulyo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Persoalan ketersediaan air akan menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Laju perubahan iklim dan deforestasi diduga jadi penyebab kelangkaan air dunia.

Masalah air bersih menjadi sentral pembicaraan dalam pertemuan antara Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Maruli Simanjuntak, di Markas Kostrad pada Selasa (18/10/2022). Dalam pertemuan tersebut, Maruli membahas mengenai permasalahan air bersih di Indonesia. 

Baca Juga

“Pertama, kami mengapresiasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia  telah berkembang cukup luas dengan dengan tersebar hampir 500 kota/kabupaten di Indonesia. Dengan adanya pertemuan ini, kami ingin berkolaborasi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk membantu mengatasi permasalahan pendistribusian air bersih di Indonesia,” ujarnya. 

Dia juga mengatakan, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki permasalahan mengenai air. Banyak dari masyarakat Indonesia masih mengandalkan sistem tadah hujan. Padahal, air yang ada di wilayah desa tersebut masih terus mengalir.  

Saat menjadi Pangdam Udayana, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Maruli melaksanakan program kerja terkait air, yang bermanfaat bagi ratusan ribu orang. 

“Kami mencoba untuk mencari solusi di beberapa tempat yang kering sampai ratusan hektare tanah. Akhirnya, kami membuat bendungan dan sumur di wilayah yang sulit air, yakni di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sukabumi,” kata dia. 

Tidak hanya itu, prestasi dan pengalamannya selama penugasan sebagai tentara maupun di luar kedinasan cukup layak dicatat secara khusus. 

Tercatat, Letjen Maruli pernah terpilih sebagai Danrem terbaik dalam bidang Upaya Khusus (Upsus) Ketahanan Pangan Tingkat Nasional tahun 2016. 

“Waktu itu ada penilaian mengenai hasil panen terbaik. Namun menjadi nilai tambah bagi saya, ada penilaian kreativitas. Salah satunya adalah memperbaiki pengairan sehingga petani bisa bercocok tanam dengan berkelanjutan. Itulah membuat saya menjadi Danrem Terbaik Nasional dalam bidang ketahanan pangan," ungkapnya.  

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso, mengatakan Lembaga Dakwah Islam Indonesia siap untuk berkolaborasi dengan Kostrad untuk mengatasi permasalahan air bersih. 

“Kami siap membantu dengan konsep yang dicanangkan Pangkostrad. Kami dan seluruh jajaran akan segera berkomunikasi dengan 34 provinsi yang ada di Indonesia untuk membantu menyalurkan air bersih,” jelasnya. 

Chriswanto menyampaikan, Lembaga Dakwah Islam Indonesia telah melihat banyak program kerja yang telah dilakukan Letjen Maruli yang bermula dari air. 

“Namun jika ditelaah kembali, sumber kehidupan mulai dari tanaman, hewan ternak hingga manusia itu sendiri sangat membutuhkan air,” ujarnya. 

Lulusan program pascasarjana Universitas Newcastle Inggris ini menjelaskan mengenai pentingnya air bersih untuk masyarakat Indonesia.,

“Air memiliki kesinambungan dalam beberapa aspek kehidupan. Mulai dari pertanian dan perkebunan dapat bertumbuh dengan baik, hingga produktivitas hasil pertanian dan perkebunan menjadi maksimal,” imbuh Chriswanto sembari menambahkan pihaknya telah menanam 4 juta pohon sejak 2007.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement