Kamis 20 Oct 2022 00:52 WIB

Cegah Kanker Payudara, Masyarakat Diajak Tingkatkan Kesadaran Deteksi Dini

Angka pasien kanker payudara di Indonesia masih cukup tinggi

Kanker ilustrasi (ilustrasi). Angka pasien kanker payudara di Indonesia masih cukup tinggi
Foto:

Di Jakarta saja, ujar Soeko, pertambahan kasus kanker payudara per tahun diperkirakan 176 kasus. Diakuinya, penyebab kanker payudara belum diketahui dan yang bisa diwaspadai adalah faktor-faktor risikonya.  

Berdasarkan penelitian, ungkap Soeko, bila tidak ada upaya pencegahan pada 2035 akan terjadi pertambahan kasus kanker payudara sekitar 85 persen di Tanah Air.  

"Jadi harus ada tindakan yang segera dan deteksi dini harus dilakukan untuk meningkatkan upaya pencegahan," ujar Soeko.  

Menurut Soeko, harus ada shifting paradigma dalam pelayanan terkait kanker di Indonesia antara lain lewat tata laksana pelayanan yang dimulai pada stadium awal.  

Setiap rumah sakit, tambah Soeko, seharusnya memiliki sejumlah langkah layanan antara lain preventif, skrining dan deteksi dini, diagnostik, palliative, rehabilitasi medik dan beberapa tindakan lainnya.  

Namun, ujarnya, sebagian besar rumah sakit hanya mampu memberikan layanan kanker yang terbatas.  

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, Eva Susanti, mengungkapkan kanker yang banyak menimpa perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki mayoritas alami kanker paru-paru dan usus.  

Berdasarkan catatan Kemenkes, ujar Eva, pada 2020 sebanyak 54 persen kasus kanker diderita perempuan.  

Dalam mengatasi kondisi tersebut, menurut Evi, pemerintah berupaya melakukan transformasi sistem kesehatan lewat peningkatan layanan primer, layanan rujukan, sistem kesehatan, SDM kesehatan dan teknologi kesehatan.  

Dalam penanggulangan kanker, ungkap Evi, Kemenkes memilki empat pilar yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus dan pelayanan khusus.  

Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam

Hambatan sering terjadi, ujarnya, karena di tingkat Puskesmas promosi kesehatan terkait kanker payudara sangat kurang. Akibatnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan Sadari dan Sadanis juga rendah. 

Di sisi lain, ujar Evi, layanan mammogram yang merupakan tindak lanjut dari SADARI biayanya belum ditanggung JKN.

Eva berharap dukungan dari semua pihak untuk mendorong promosi kesehatan kepada masyarakat terkait kanker payudara, terus ditingkatkan. 

 

Selain itu dia juga mendorong diberlakukannya kebijakan wajib deteksi dini kanker bagi para pegawai kementerian dan lembaga atau perusahaan swasta lainnya untuk mencegah peningkatan kasus kanker stadium lanjut di Tanah Air. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement