Rabu 19 Oct 2022 23:25 WIB

Pemkot Bogor Libatkan Ahli Geologi Kaji Lokasi Longsor Kebon Kelapa

Kondisi tanah menurut pakar geologi menjadi lembek karena diapit dua buah sungai.

Petugas gabungan melakukan pencarian korban tanah longsor di Kampung Kebon Jahe, Kebon Kelapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Bencana tanah longsor yang diakibatkan hujan deras pada Rabu (12/10/2022) sore tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga warga lainnya masih dalam proses pencarian. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas gabungan melakukan pencarian korban tanah longsor di Kampung Kebon Jahe, Kebon Kelapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Bencana tanah longsor yang diakibatkan hujan deras pada Rabu (12/10/2022) sore tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga warga lainnya masih dalam proses pencarian. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat melibatkan ahli geologi Universitas Pakuan (Unpak) untuk mengkaji gejala tanah dan air yang menimbulkan longsor di Gang Barjo, RT02/RW03 Kampung Kebon Jahe, Kelurahan Kebonkelapa, Kota Bogor pada Rabu (12/10) lalu. Sekretaris Daerah Syarifah Sopiah usai peninjauan lokasi longsor tersebut, Rabu (19/10/2022) mengatakan menurut hasil kajian teknis pakar geologi, kejadian longsor bukan tergelincir karena ada sesuatu yang licin di dalam tanah. Melainkan jatuh atau roboh.

"Ini kan kajian teknisnya sudah kita coba lihat dari geologi. Geologi itu misalnya itu jenis tanahnya mengakibatkan kelongsoran tadi dikaji bukan kelongsoran (tergelincir) tapi jatuh," kata Syarifah.

Baca Juga

Syarifah mengungkapkan kondisi tanah menurut pakar geologi Universitas Pakuan menjadi lembek karena diapit oleh dua Sungai Cisadane dan Cidepit. Ditambah saluran air atau drainase buangan air hujan dari bangunan di atas lokasi lokasi langsung jatuh ke tanah dari genting tanpa ada risplang atau talang air.

"Saluran di atas dibuang langsung ke situ nggak ada pengolahan, nggak ada risplang gitu. Karena itu semua bangunan (tepat di atas lokasi longsor, Red) dibongkar terus kemudian juga di bagian bawah ada pengerjaan untuk tebing dari PUPR dan teknik sipil, fisik dulu," jelasnya.

Pantauan di lokasi, terdapat bangunan rumah berjejer tepat di atas lokasi longsor di Gang Barjo tersebut. Kondisi bangunan tersebut juga rawan longsor karena sudah tidak ada penahan.

Sementara itu, dari bangunan tersebut berjarak sekitar 10 meter ke bawah ke lokasi longsor masih ditutup terpal sebagai langkah awal penanganan bencana oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.

Di sekitar lokasi longsor itu, juga sedikitnya terdapat delapan rumah yang bersentuhan langsung dengan material-material longsor yang tersisa di lokasi. 

Peneliti Pusat Kajian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Pakuan (Unpak) Denny Sukamto Kadarisman memaparkan diri sisi geologi, secara kasat mata di lokasi longsor Gang Barjo, Kebon Kelapa ada lapisan tanah tebal luar biasa.

Dia mengatakan, kondisi tersebut jarang ditemukan yang mungkin tadinya ada batuan, kemudian lama-lama terkena air dan lapuk menjadi tanah tebal. "Kemudian, saya melihat kemungkinan ada Kali Cidepit, ada pengaruh air masuk ke lokasi sehingga tanah menjadi lapuk dan menebal," kata dia.

Denny menduga longsor bukan sesuatu yang menggelincir tetapi roboh saja karena ada lahan di atas dan terkena air. "Tadi sudah kami bicarakan dengan pak Budi Ahli sipil bahwa hal itu bukan bidang gelincir sehingga masih bisa ditangani dengan turap atau terasering," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement