Selasa 18 Oct 2022 06:30 WIB

Dishub Tulungagung Hentikan Aktivitas Penyeberangan Sungai Brantas

Penghentian berlaku sampai kondisi luapan air surut dan debit sungai normal.

Sejumlah warga bersama kendaraannya berada di atas perahu ketika menyeberangi Sungai Brantas, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/1/2021).(Ilustrasi)
Foto: Antara/Rizal Hanafi
Sejumlah warga bersama kendaraannya berada di atas perahu ketika menyeberangi Sungai Brantas, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/1/2021).(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG--Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menginstruksikan kepada seluruh operator perahu penyeberangan yang beroperasi di Sungai Brantas untuk menghentikan layanan. Penggentian layakan ini terhitung mulai Senin (17/10/2022) pagi.

"Kami sudah instruksikan penghentian operasional semua perahu penyeberangan begitu mendapat informasi akan dibukanya pintu Bendungan Lodoyo (Blitar) sejak dini hari tadi," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro, di Tulungagung, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Selain pemberitahuan resmi yang dikirim melalui layanan perpesanan singkat maupun surat, tim dari Dishub juga proaktif melakukan pemantauan di titik-titik lokasi penyeberangan Sungai Brantas. "Penghentian operasional berlaku sampai kondisi luapan air surut dan debit sungai kembali normal," kata Galih.

Untuk memastikan keamanan, personel Dishub dibantu aparat keamanan saat ini melakukan kesiagaan dengan memantau rutin setiap akses penyeberangan yang selama ini beroperasi.

"Debit outflow air Sungai Brantas dari Bendung Lodoyo/Serut Blitar per pukul 12.00 WIB dilaporkan mencapai 1.093,56 meter kubik per detik," kata Galih.

Debit dan volume air yang keluar di Bendung Lodoyo/Serut itu disebut jauh dari ambang batas yang direkomendasikan. Dalam kondisi normal, debit air Bendung Lodoyo atau Bendung Serut di Kecamatan KanigoroBlitar ini adalah 500 meter kubik per detik. Sementara kapasitas tampung Bendung Lodoyo ini adalah 1.500 meter kubik.

"Oleh karena itu, saat ini kita semua siaga Sungai Brantas," ujarnya.

Ia berharap semua pelaku usaha jasa penyeberangan Sungai Brantas kooperatif dan tidak memaksakan layanan penyeberangan sampai kondisi air kembali normal.

Keberadaan jasa perahu penyeberangan ini cukup vital bagi warga sekitar. Selain memperpendek jarak tempuh warga maupun mobilitas barang dari kedua sisi wilayah sungai, biaya operasional mereka juga lebih efisien.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement