Kamis 13 Oct 2022 14:19 WIB

Menteri PUPR Ungkap Rekomendasi Hasil Audit Teknis Stadion Kanjuruhan, Apa Saja?

Pagar pembatas di stadion tersebut mudah untuk dilompati para penonton di tribun.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo saat meninjau Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALACE/RUSMAN
Presiden Joko Widodo saat meninjau Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan sejumlah rekomendasi hasil audit teknis Stadion Kanjuruhan dari Komite Keandalan Bangunan Gedung (KKBG). Komite ini terdiri atas sejumlah pakar di bidang arsitektur dan sebagainya.

Menurut Basuki, terdapat tujuh rekomendasi dari hasil audit tim KKBG. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya berhubungan langsung dengan tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga

"Yang secara keseluruhan tujuh-tujuhnya akan dipakai kriteria dalam mendesain renovasi Stadion Kanjuruhan untuk direnovasi total sesuai perintah Presiden RI sehingga ke depan tidak terjadi lagi (tragedi Kanjuruhan)," ujar Basuki kepada wartawan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (13/10/2022).

Rekomendasi hasil audit pertama terkait tidak tersedianya tangga di tribun kelas ekonomi Stadion Kanjuruhan. Hal ini berarti suporter biasanya akan langsung duduk di area tersebut. Struktur tersebut menyulitkan penonton untuk sekadar turun apalagi naik.

Rekomendasi kedua terkait masalah pintu yang perlu diperbaiki ke depannya. Jarak yang begitu kecil membuat penonton langsung bertatapan dengan pintu. Artinya, tidak ada bordes yang bisa mengurangi tingkat bahaya.

Di samping itu, Stadion Kanjuruhan memiliki bermacam-macam tipe pintu. Beberapa ada tipe pintu harmonika dan ada pula yang berupa swing. Jika dalam kondisi panik dan gelap, penonton bisa tertabrak pintu. Mereka juga bisa terjatuh karena anak tangga yang curam dan tidak standar tinggi serta lebarnya.

"Pada saat aman mungkin tidak apa-apa. Namun kemarin saya terjadi kepanikan itu pasti terjerambab. Jatuh satu, lainnya ikut jatuh,"  tuturnya.

Selanjutnya, Stadion Kanjuruhan tidak memiliki pintu darurat. Stadion hanya memiliki enam pintu besar yang biasanya digunakan untuk memasukkan mobil ambulans, mobil pemadam kebakaran dan sebagainya. Namun pintu-pintu tersebut tidak bisa diakses oleh penonton di tribun.

Selain tiga rekomendasi utama tersebut, lampu penerangan dan kamar kecil di Stadion Kanjuruhan dinilai tidak layak. Kemudian tidak tersedia perimeter di luar stadion. Hal ini menyebabkan penonton yang turun dari mobil sekalipun bisa langsung memasuki pintu stadion.

"Tidak seperti di Stadion Manahan misalnya, di Stadion Patriot Bekasi, apalagi di GBK (Gelora Bung Karno). Itu kalau pagi kadang-kadang jalan lingkar itu ada maksudnya untuk keamanan. Jadi penonton kalau mau masuk ke stadion tidak tiba-tiba," tegas Basuki.

Ada pun rekomendasi hasil audit terakhir di Stadion Kanjuruhan terkait pagar pembatas. Menurut Basuki, pagar pembatas di stadion tersebut mudah untuk dilompati para penonton di tribun.

Dengan adanya rekomendasi-rekomendasi tersebut, Basuki berharap ini bisa menjadi bahan evaluasi stadion ke depannya. Selanjutnya, hasil audit ini akan dilaporkan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGPIF) untuk dibahas hingga rampung. Kemudian juga akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu secepatnya.

"Kami harus mendesain lagi untuk merehab total supaya bisa dimanfaatkan lagi untuk tidak terjadi musibah yang sama. Kalau begini saja tidak layak. Jadi Presiden Jokowi bilang tolong didesain, direhab total," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement