REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Cuaca ekstrem yang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Barat (Jabar) membuat sektor pertanian terdampak. Di Kabupaten Tasikmalaya, sejumlah lahan sawah milik petani sempat dilaporkan tergenang banjir.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, mengatakan, cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah Tasikmalaya membuat sektor pertanian terdampak. Namun, dampak itu disebut tidak terlalu signifikan. Pasalnya, banjir yang terjadi cepat surut. "Selain itu, mayoritas petani belum memasuki masa tanam. Saat ini petani rata-rata baru melakukan pengolahan," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (11/10/2022).
Sejauh ini, Nuraedidin mengekaim, belum ada laporan lahan pertanian yang puso akibat kebanjiran. Dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi saat ini hanya mengganggu jadwal tanam.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada petani agar tak dulu menanam hingga 15 Oktober 2022. Sebab, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca hingga 15 Oktober akan ekstrem. "Sekarang ini memang seharusnya sudah musim tanam. Kami imbau tunda dulu menanamnya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Sutriaman, mengatakan, bencana banjir yang terjadi dalam sebulan ke belakang jelas berdampak kepada petani. Salah satu dampak yang dirasakan petani adalah musim tanam menjadi terhambat.
"Soalnya sekarang kan mau tanam biasanya, jadi tidak bisa," kata dia.
Selain itu, ia menyebutkan, terdapat sekitar 100 hektare lahan pertanian yang telah ditanami di Kabupaten Pangandaran. Diperkirakan, lahan itu akan puso. "Namun apabila gagal, tapi itu pasti diganti asuransi," kata dia.
Sutriaman juga mengimbau para petani di Kabupaten Pangandaran untuk menanam saat kondisi cuaca kondusif. Menurut dia, mayoritas petani sudah paham terkait hal itu.
Ihwal ketersediaan beras, ia menyebutkan, kondisi di Kabupaten Pangandaran saat ini masih aman. Sebab, hasil panen beras pada 2021 di daerah itu mengalami surplus.
"Namun, tahun ini mengkhawatirkan untuk bisa surplus, karena banyak yang gagal karena cuaca. Selain itu, kemarin juga ada serangan hama. Untuk target masih bisa terpenuhi, tapi untuk mencapai surplus itu agak meragukan," kata dia.