Selasa 11 Oct 2022 12:38 WIB

Pemkot Jakbar Imbau Warga Waspada DBD Meski Trennya Turun

Di musim hujan warga diingatkan untuk lebih mewaspadai DBD

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas Kecamatan Mampang Prapatan melakukan pengasapan di Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022). Pengasapan tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue terutama di kawasan pemukiman padat penduduk pada masa peralihan musim. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Kecamatan Mampang Prapatan melakukan pengasapan di Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022). Pengasapan tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue terutama di kawasan pemukiman padat penduduk pada masa peralihan musim. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) tetap mengimbau warga di daerah itu untuk tetap waspada terhadap demam berdarah (DBD), meski tren kasusnya semakin menurun sejak beberapa bulan lalu.

"Tetap waspada DBD, meski kita catat ada penurunan sejak April hingga September," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari saat dihubungi di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan pada April tercatat 270 kasus DBD di wilayah Jakarta Barat. Pada Mei dan Juni, jumlah kasus menurun menjadi 227 dan 205.

Namun, peningkatan mulai terjadi pada Juli yakni sebanyak 243 kasus. Setelah itu, di Agustus kasus kembali menurun ke 145 hingga akhirnya pada September jumlah kasus DBD hanya dua saja. Erizon menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya kasus DBD, salah satunya yakni cuaca.

Selain itu, peningkatan program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap wilayah kecamatan dan kelurahan juga mempengaruhi penurunan kasus DBD di wilayahnya. Oleh karena itu, Erizon tetap mengingatkan kembali agar masyarakat lebih waspada lagi dengan penyebaran DBD, terlebih di masa musim penghujan saat ini.

Peningkatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri juga harus diterapkan warga demi terhindar dari jentik. Sebelumnya, Erizon menjelaskan penerapan PSN mandiri bisa ditempuh warga dengan cara melakukan 3M Plus.

Ia merinci 3M yaitu pertama, menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.

Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Sedangkan, kegiatan "plus" adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.

Selain itu, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement