Senin 10 Oct 2022 10:12 WIB

Tim UGM Kembangkan Produk Olahan Salak Pondoh

Budidaya salak di Sleman jadi sumber pendongkrak kemandirian ekonomi masyarakat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Salak pondoh merupakan salah satu tanaman buah yang tumbuh subur di Kabupaten Sleman. (ilustrasi).
Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA
Salak pondoh merupakan salah satu tanaman buah yang tumbuh subur di Kabupaten Sleman. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salak pondoh merupakan salah satu tanaman buah yang tumbuh subur di Kabupaten Sleman. Bahkan, buah salak menjadi komoditas unggulan daerah karena budidaya salak di Sleman jadi sumber pendongkrak kemandirian ekonomi masyarakat.

Namun, bukan berarti pengembangan agribisnis salak tidak menghadapi tantangan. Di Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, misal, potensi pengembangan salak cenderung stagnan dan hambatan baik segi pemasaran hingga inovasi pengolahan.

Baca Juga

Peluang tersebut mendorong mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisiasi rumah inovasi bernama Salacca Space. Mahasiswa yang tergabung Tim Program Hibah Bina Desa (PHBD) Center UGM menginisiasi pendirian rumah inovasi Salacca Space.

Ini merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Purwobinangun dalam pengembangan agribisnis salak. Melalui Rumah Salacca Space, pelaku pengembangan salak baik dari UMKM, KWT dan kelompok tani difasilitasi untuk bisa berinovasi.

Mereka mengembangkan produk turunan salak seperti coklat salak dan sambal salak. Ketua tim, Anugrah Yuwan Atmadja mengatakan, produk dikembangkan memakai bahan dari petani lokal, serta dilakukan penelitian dan pengembangan meracik olahan. "Sehingga, produk yang dihasilkan berkualitas," kata Anugrah, Ahad (9/10/2022).

Dibantu 14 rekan mahasiswa lain, Yuwan menerangkan, Salacca space hadir sebagai ruang kolaborasi antargenerasi masyarakat Purwobinangun. Berupa pengadaan ruang fisik sebagai satu pusat pengembangan kreasi dengan pendekatan berbasis diskusi.

Program ini bertujuan menciptakan ruang bagi generasi muda berbagi pengetahuan, keterampilan dan membangun kerja sama dengan generasi tua. Ini dirasa penting dalam rangka meningkatkan swadaya dan swakelola dari masyarakat Purwobinangun.

Sebab, proses kegiatan budidaya dan pengolahan salak mayoritas dilakukan oleh penduduk berusia tua. Pasalnya, penduduk usia muda cenderung memiliki minat sektor lain. Hal tersebut berpengaruh terhadap potensi pengembangan salak. "Serta, terhambatnya pengembangan salak dari segi pemasaran hingga inovasi pengolahan salak," ujar Yuwan.

Salacca Space sudah menjalankan beberapa program seperti penjaringan aspirasi kelompok-kelompok tani dan individu yang diwadahi di forum diskusi. Yang mana, melibatkan Gapoktan, KWT, Karang Taruna serta Pemerintah Desa Purwobinangun.

Soal inovasi produk sudah berdiskusi dengan warga untuk memproduksi tiga jenis olahan ada coklat salak, sambal salak dan sabun salak. Dalam proses pembuatan produk, tim bersama warga berdiskusi mengenai resep yang dipakai mengolah salak.

Tim turut berperan mendampingi melalui survei kemasan dan berdiskusi target pemasaran konvensional maupun digital. Proses perizinan produk seperti P-IRT dan BPOM khususnya dalam membuat sambal salak dan coklat salak turut dilakukan. "Agar nantinya ketika dipasarkan produk sudah lolos uji standar keamanan pangan," kata Yuwan.

Rumah Salacca Space sedang menjalin kerja sama UMKM dari Kulonprogo bernama Wondis Coklat sebagai pemasok. Diharapkan, program-program yang ditawarkan di Salacca Space meningkatkan harga jual salak pasar lokal maupun internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement