Senin 10 Oct 2022 03:37 WIB

Sungai Cibareno di Perbatasan Jabar dan Banten Meluap Usai Gempa

Meluapnya Sungai Cibareno pascagempa ini lebih besar dibandingkan 15 tahun terakhir.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas mencari orang hanyut di Sungai Cibareno yang berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi, Jabar dan Kabupaten Lebak, Banten.
Foto: Dok Basarnas Banten
Petugas mencari orang hanyut di Sungai Cibareno yang berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi, Jabar dan Kabupaten Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMU -- Gempa bumi magnitudo(M) 5,5 yang berpusat di Bayah, Kabupaten Lebak, Ahad (9/10/2022), membuat Sungai Cibareno yang berada di perbatasan Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) dengan Kecamatan Cilongrang, Kabupaten Lebak, Banten, tiba-tiba meluap. Sehingga, hal itu membuat panik warga yang tinggal di sekitar sungai.

"Warga berhamburan keluar rumah karena beberapa saat setelah terjadi gempa, terdengar suara gemuruh yang berasal dari sungai setelah dilihat ternyata air Sungai Cibareno meluap," kata warga Kecamatan Cisolok, Supriadi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jabar, Ahad.

Informasi yang dihimpun dari warga sekitar, hingga saat ini debit air Sungai Cibareno yang membelah Provinsi Jabar dengan Banten terus meningkat. Bahkan warga yang berada di perbatasan belum berani pulang ke rumahnya karena air sudah mulai masuk ke permukiman masyarakat.

Menurut Edo sapaan akrab dari Supriyadi, ada satu rumah yang jebol dan saat ini pemiliknya sudah sudah mengungsi ke rumah kerabatnya. Kemungkinan besar di wilayah Kabupaten Lebak sudah banyak rumah yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cibareno ini.

Edo pun sudah melaporkan kejadian itu kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk segera meninjau lokasi kejadian dikhawatirkan luapan Sungai Cibareno semakin membesar "Meluapnya Sungai Cibareno pascagempa ini lebih besar dibandingkan 15 tahun terakhir. Kami berharap air bisa segera surut," ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra menyatakan, pihaknya sudah menginstruksikan petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) untuk memantau daerahnya masing-masing antisipasi adanya dampak pasca-gempa. "Kami masih melakukan pemantauan, namun belum ada laporan kerusakan," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa dengan M 5,5 tersebut berpusat di 7.09 lintang selatan (LS),106.08 bujur timur (BT) sekitar 26 km barat daya, Kabupaten Bayah, Banten dengan kedalaman pusat gempa :12 km di bawah permukaan laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement