REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Anggaran sistem drainase di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengalami peningkatan dari tahun 2002 sebesar Rp 541 Miliar menjadi Rp 867 miliar pada tahun anggaran 2023. Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, sistem drainase terbagi menjadi tiga sub kegiatan.
Yakni operasi dan pemeliharaan sistem drainase, rehabilitasi saluran drainase perkotaan, serta pembangunan sistem drainase. "Sistem drainase di Surabaya terdiri dari saluran primer, sekunder dan tersier dengan didukung 67 rumah pompa serta 77 bozem (tempat penampungan air)," kata dia, di Surabaya, Ahad (9/10/2022).
Cak Ji panggilan akrabnya mengatakan, penanganan terhadap sistem drainase perkotaan dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh. Hal ini dilakukan menyusul beban saluran semakin berat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan. "Jadi akan diurai satu persatu," kata Cak Ji.
Dia mengatakan, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya juga melakukan pengecekan secara berkala untuk sarana pendukung. Meliputi 81 alat berat, 86 unit dump truck dan 21 unit ponton untuk pemeliharaan hingga rehabilitasi saluran.
Selain itu, pihaknya sedang berupaya melakukan peremajaan saluran drainase yang sudah lama dan pembangunan yang baru sesuai dengan kebutuhan. "Kesadaran masyarakat dalam menjaga fungsi saluran juga harus tumbuh," ujar Cak Ji.
Memasuki musim hujan, Cak Ji mengatakan, sinergitas antarorganisasi perangkat daerah (OPD) juga menjadi kunci, seperti halnya antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DSDABM dan Dinas Perhubungan (Dishub). "Itu berkaitan dengan penanganan sampah di saluran hingga pengalihan arus lalu lintas," kata dia.
Menurut dia, saat ini, ada pembangunan crossing atau sudetan saluran air di 55 titik pusat kota sedang dikerjakan. "Apabila warga menemui kendala pada musim hujan berkenaan dengan sistem drainase, maka kami imbau menghubungi Command Center 112 atau melalui aplikasi Wargaku," kata Cak Ji.