Senin 10 Oct 2022 05:05 WIB

Harga Gabah Tembus Rp 5.000 per Kg, Petani di Lebak Raih Untung

Harga gabah basah cukup tinggi karena panen hanya terjadi di beberapa kecamatan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petani memanen padi di lahan persawahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Senin (25/7/2022).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petani memanen padi di lahan persawahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Senin (25/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup keuntungan dari hasil panen padi dengan dijual harga gabah basah menembus Rp 5.000 per kilogram (kg). Jadwal panen padi pada Oktober 2022 hanya terjadi beberapa kecamatan di Kabupaten Lebak. Sehingga harga gabah basah cukup tinggi.

"Kita merasa senang gabah basah dari panen padi Oktober 2022 bisa dijual Rp 5.000 dibandingkan sebelumnya Rp 3.500 per kilogram," kata Misbah (55 tahun), seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Ahad (9/10/2022).

Saat ini, kata Misbah, para penampung atau tengkulak berani membeli gabah basah di tingkat petani sebesar Rp 5.000 per kg. "Dengan harga Rp 5.000 itu dipastikan petani usaha padi sawah cukup diuntungkan," katanya.

Menurut dia, diperkirakan panen padi di Blok Sentral Rangkasbitung seluas 30 hektare dengan produksi rata-rata enam ton per hektare gabah basah. Dari 30 hektare itu, jumlah produksi hasil panen sekitar 180 ton.

Jika harga gabah basah Rp 5.000 per kg maka diakumulasi Rp 900 juta dengan petani yang menggarap sekitar 25 orang. "Kami meyakini pendapatan ekonomi petani lebih sejahtera dari hasil panen padi itu," kata Misbah.

Begitu juga petani lainnya, Ilyas (45) merasa merasa lega setelah harga gabah basah ditampung tengkulak Rp 5.000 per kg. Sehingga, ia bisa meraup keuntungan. Saat ini, Ilyas memanen padi seluas satu hektare dengan produktivitas enam ton. Sehingga bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp 30 juta dengan harga Rp 5.000 per kg.

Dari Rp 30 juta itu, biaya produksi sekitar Rp 8 juta untuk kebutuhan membeli benih, pupuk hingga upah garapan. "Kami dari panen itu bisa menghasilkan pendapatan Rp 22 juta bersih setelah dipotong biaya produksi," kata Ilyas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement