Sabtu 08 Oct 2022 14:00 WIB

TGIPF Kantongi Beberapa Alat Bukti Tragedi Kanjuruhan

Alat bukti tersebut termasuk rekaman CCTV di dalam Stadion Kanjuruhan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Kelompok suporter menyalakan lilin dan melakukan aksi Doa Bersama Solidaritas Untuk Suporter Arema di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi suporter sepak bola Arema di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 korban jiwa.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Kelompok suporter menyalakan lilin dan melakukan aksi Doa Bersama Solidaritas Untuk Suporter Arema di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi suporter sepak bola Arema di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah mendapatkan sejumlah alat bukti terkait peristiwa yang telah menewaskan ratusan Aremania tersebut. Alat bukti termasuk rekaman CCTV di dalam Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).

Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali mengatakan, CCTV di dalam stadion bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan. "Selain itu, video-video yang menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik juga telah dikumpulkan oleh tim," kata Akmal di Kabupaten Malang, Sabtu (8/10/2022).

Secara keseluruhan, kata Akmal, tim telah menemui sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya pada 1 Oktober lalu. Investigasi dilakukan dengan mendatangi, berdialog, dan mewawancarai berbagai pihak. Kemudian juga mendapatkan bukti-bukti pendukung yang akan menjadi bahan analisis tim.

Akmal memastikan, semua tahapan diinvestigasi mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pasca kerusuhan. Dengan demikian, akan diketahui siapa yang bertanggung jawab di setiap tahapan tersebut.

Pada pelaksanaan tugas, tim dibagi dalam sejumlah kelompok yang bekerja secara simultan. Mereka mendatangi langsung para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

Menurut Akmal, satu tim telah mendatangi dan berdialog dengan panitia pelaksana, pengurus klub Arema, serta perwakilan suporter. Sementara itu, tim lain mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang. Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya.

"Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas untuk mendapatkan keterangan dari pihak-pihak lain yang bisa diakses dari Jakarta," ucapnya.

Akmal memastikan, keterangan tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim. Dalam hal ini, kata dia, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana maupun korban.

TGIPF akan melanjutkan kegiatan investigasi dengan mengunjungi Stadion Kanjuruhan. Langkah ini bertujuan memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion. Hal ini termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu.

"Korban luka yang telah kembali ke rumah juga akan ditemui tim untuk mendapatkan kesaksian lebih utuh tentang peristiwa pada malam itu," ungkapnya.

Hal yang pasti, kata dia, TGIPF akan bekerja 24 jam untuk memenuhi ekspektasi publik. Hal ini berarti diusahakan agar segera menghasilkan pencarian fakta yang menyeluruh atas tragedi Kanjuruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement