REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Momen saat Presiden Joko Widodo tidak menyalami Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diakui Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menimbulkan multitafsir.
Bisa juga lupa, kecewa atau bahkan marah atas kasus besar yang menampar institusi kepolisian.
Karyono mengatakan, belakangan ini kurang dari dua bulan ada dua kasus besar yang menimpa institusi kepolisian yaitu kasus Ferdy Sambo dan tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan tak kurang 130 orang.
"Kendati demikian, momen Presiden Jokowi tidak menyalami Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak perlu dibesar-besarkan," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (7/10/2022) malam.
Dia menambahkan, presiden Jokowi mungkin lupa atau justru karena saking dekatnya hubungan di antara keduanya.
Hubungan Jokowi dengan Listyo Sigit sudah lama terjalin sejak Jokowi menjadi walikota Solo dimana Listyo Sigit menjadi kapolres Solo, lalu menjadi ajudan presiden Jokowi hingga dipercaya menjadi Kapolri.
Jika diamati dalam video tesebut, dia melanjutkan, Presiden Jokowi tampak seperti berbincang-bincang dengan Listyo Sigit yang menunjukkan keakraban. "Mungkin karena itulah Jokowi sampai lupa menyalami mantan ajudannya itu," kata Karyono.
Menurutnya, dalam kondisi tertentu dimana banyak orang, terkadang membuat orang lupa untuk menyalami beberapa orang.
Sebab, jika memperhatikan gestur keduanya masih belum menunjukkan disharmoni antara Jokowi dengan Listyo. "Jika Jokowi kecewa berat dengan kapolri maka setidaknya ada indikator bahwa akan ada reshuflle. Tapi hingga kini belum ada tanda-tanda pergantian kapolri," ujarnya.
Sebelumnya, Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menyalami Kapolri Jenderal Listyo usai mengikuti upacara hari ulang tahun (HUT) ke-77 TNI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022), viral di media sosial (medsos).
Di Tiktok dan Twitter, banyak akun yang mengunggah video kalau Jokowi cuek dengan keberadaan Listyo.
Momen itu terjadi di sela Jokowi meninjau pameran alat utama sistem senjata (alutsista) di depan Istana Kepresidenan. Jokowi kala itu didampingi pimpinan tertinggi TNI dan Polri.
Hadir Paglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Jokowi semula menjabat tangan Jenderal Andika, kemudian Jokowi melewati saja ketika berhadapan dengan Jenderal Listyo.