Rabu 05 Oct 2022 19:06 WIB

Pengamat: PSI Lihat Ganjar Dekat dengan Jokowi

Keputusan PSI dukung Ganjar dinilai tepat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen FISIP Universitas Bung Karno Faisal Chaniago menilai strategi politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres sudah tepat. Ganjar dinilai punya peluang gantikan Presiden Jokowi.

"Dalam beberapa survei menunjukkan Ganjar punya peluang yang besar untuk menang menggantikan Jokowi di Pemilu Presiden 2024. Strategi politik yang dilakukan oleh PSI mendukung Ganjar sudah tepat," kata Faisal Chaniago di Jakarta Rabu.

Baca Juga

Sebagai partai pendukung, menurut dia PSI jelas menginginkan pengganti Jokowi adalah orang yang punya kedekatan dengan Jokowi, dan bisa melanjutkan program pembangunan Jokowi.

"PSI melihat Ganjar punya kedekatan politik dengan Jokowi, mereka sama-sama berasal dari PDI Perjuangan," kata dia.

Kemudian dari sikap politik, Faisal mengatakan terlihat secara jelas Ganjar selalu memposisikan diri sebagai orang yang bisa melanjutkan program pembangunan Jokowi. Ganjar mendukung program pembangunan yang dilakukan Jokowi.

"Sementara dari sisi ideologi, antara PSI dan Ganjar mempunyai kesamaan, yaitu nasionalisme. Jika ada kesamaan ideologi akan memudahkan antara PSI dan Ganjar membuat program-program pembangunan, atau program kebangsaan. Sebab mempunyai basis ideologi sama, sikap politik pun menjadi senada," ucapnya.

Faisal mengatakan PSI dan Ganjar mempunyai pandangan yang sama bahwa semua warga negara mempunyai hak sama, tidak boleh ada diskriminasi terhadap minoritas.

Selain itu, keputusan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 merupakan keputusan tepat karena Gubernur Jawa Tengah itu, secara statistik elektoral, berpeluang besar menang di Pilpres 2024 mendatang.

Terkait dengan Yenny Wahid sebagai cawapres, dia menjelaskan akan memberikan keuntungan bagi Ganjar. Alasannya karena PSI telah mengawinkan dua kekuatan, yaitu nasionalis dan Islam tradisional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement