Selasa 04 Oct 2022 15:35 WIB

DPRD Soroti Banyaknya Sekolah Rusak di Garut

Pemkab Garut diminta agar lebih fokus dalam menangani masalah pendidikan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, meninjau secara langsung kondisi salah satu kelas di SDN 1 Bunisari yang mengalami atap ambruk, Selasa (4/10/2022).
Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Garut
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, meninjau secara langsung kondisi salah satu kelas di SDN 1 Bunisari yang mengalami atap ambruk, Selasa (4/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Anggota DPRD Kabupaten Garut menyoroti banyaknya ruang kelas sekolah yang rusak yang ada di Kabupaten Garut. Apalagi, terdapat kejadian atap ruang kelas ambruk menyebabkan empat orang siswa luka-luka di SDN 1 Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, pada Selasa (4/10/2022).

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Garut, Yudha Tuja Purnawan, mengaku sangat prihatin dengan adanya peristiwa ambruknya satu atap ruang kelas di SDN 1 Bunisari Malangbong. Menurut dia, peristiwa itu harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut agar lebih fokus dalam menangani masalah pendidikan.

Baca Juga

"Di Garut sendiri, sampai September 2022 ada 985 ruang kelas SD dalam kondisi rusak berat," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa.

Berdasarkan data yang diterima Republika, 9.504 ruang kelas di 1.422 sekolah dasar negeri dan 133 sekolah swasta di Kabupaten Garut. Dari total ruang kelas itu, sebanyak 985 unit dalam kondisi rusak berat, 2.016 unit rusak sedang, 1.785 unit rusak ringan, dan 4.718 unit dalam kondisi baik.

Menuri Yudha, kondisi ruang kelas rusak itu tak bisa dianggap sepele. Kondisi itu sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan para peserta didik. Karenanya, harus ada komitmen anggaran untuk perbaikan ruang kelas rusak.

"Di APBD Garut Tahun Anggaran 2022 yang jumlah sekitar 4,88 triliun, Pemkab Garut hanya mengalokasi rehabilitasi 15 ruang kelas di 12 sekolah dasar. Untuk rencana APBD TA 2023 baru 25 sekolah yang akan diperbaiki," kata dia.

Yudha mengatakan, DPRD Kabupaten Garut baru akan melakukan pembahasan anggaran untuk TA 2023. Dalam pembahasan itu, pihaknya akan meminta Pemkab Garut meningkatkan alokasi anggaran untuk rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat.

"Saya berharap dalam pembahasan anggaran sebulan ke depan ini fokus meningkatkan belanja publik seperti ruang kelas. Pemda dan DPRD harus menunjukkan keberpihakannya ke masalah ini, apalagi dengan adanya kejadian atap roboh," ujar anggota DPRD dari fraksi PDI Perjuangan itu.

Ia menilai, anggaran belanja dan operasi pegawai harus ditekan, yang nilainya pada TA 2022 disebut mencapai Rp 1,3 triliun. Anggaran itu harus dialokasikan untuk kebutuhan belanja yang urgen, seperti rehabilitasi ruang kelas.

"Pendidikan adalah urusan wajib pelayanan dasar," kata dia.

Sebelumnya, atap ruamg kelas di SDN 1 Bunisari, Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, dilaporkan ambruk pada Selasa. Akibatnya, terdapat empat orang siswa yang mengalami luka-luka.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, ambruknya salah satu kelas di SDN 1 Bunisari disebakan atapnya yang sudah mulai lapuk. "Jadi memang sekolah ini tadi dari bapak ibu gurunya (juga) kepala sekolah, tahun 1983 dibangunnya, jadi memang kalau lihat dari struktur, kemudian juga atapnya juga memang sudah pada lapuk," kata dia.

Ia mengakui, dari tujuh ruang kelas di SDN 1 Bunisari, hanya terdapat empat lokal yang kondisinya baik. Sementara sisanya sudah dalam kondisi rusak. Karenanya, untuk sementara, siswa di sekolah itu nantinya akan bergiliran belajar di ruang kelas yang masih dalam kondisi baik.

Helmi juga telah meminta dinas terkait untuk melakukan penanganan. Menurut dia, harus dilakukam inspeksi ke setiap sekolah yang ada di Kabupaten Garut agar kejadian serupa tak terulang.

"Jadi semua sekolah harus dilakukan inspeksi, lakukan dengan seluruh kemampuan kita untuk supaya tidak ada lagi yang ambruk," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement