Selasa 04 Oct 2022 01:43 WIB

Pemprov Jabar Tawarkan Puluhan Proyek Rp 59,73 Triliun di WJIS 2022

WJIS akan diminati investor karena infrastruktur Jabar sudah maju

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Provinsi Jabar menawarkan puluhan proyek senilai Rp 59,73 triliun di West Java Investment Summit (WJIS) 2022 yang akan digelar pada tanggal 5-6 Okober 2022
Foto: istimewa
Provinsi Jabar menawarkan puluhan proyek senilai Rp 59,73 triliun di West Java Investment Summit (WJIS) 2022 yang akan digelar pada tanggal 5-6 Okober 2022

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Provinsi Jabar menawarkan puluhan proyek senilai Rp 59,73 triliun di West Java Investment Summit (WJIS) 2022 yang akan digelar pada tanggal 5-6 Okober 2022

"Hitungan kami ada sekitar Rp 59,7 triliun proyek yang ditawarkan itu tentunya di luar yang memang multi multi years on progress dari yang sebelum-sebelumnya yang ditawarkannya," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat,  Bambang Pramono pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Senin (3/10/2022).

Baca Juga

Bambang menjelaskan proyek yang ditawarkan di WJIS 2022 tersebut adalah proyek renewable energi sebanyak 17 proyek, 10 proyek food security dan 5 proyek pemerintah."Untuk proyek energi saja, nilainya sekitar Rp 25,6 triliun," katanya.

Proyek energi tersebut, kata Bambang, di antaranya ada energi sertifikasi punya PLN, Pengisian kendaraan listrik umum Cibitung, Cibuni Citatih Cikembang, Citarum, Cilaki. Kemudian ada geothermal working area Cisolok, Sukarame, working area Galunggung ada juga Cirata floating power plan ada Garut wind Farm.

Bambang optimistis WJIS ini akan diminati investor. Karena, Jabar pasarnya ada 50 juta dan infrastruktur Jabar sudah termasuk maju. Apalagi pemerintahnya juga berkolaborasi dengan stakeholder dan sangat open mind dalam menerima masukan.

Terkait negara mana yang paling berminat untuk investasi ke Jabar, menurutnya, sebenarnya minat atau tidak inveator tergantung promosinya.  Makanya, Jabar harus cukup pintar saat berpromosi.

"Paling tidak kami Bank Indonesia melalui kantor perwakilan terus ada di Jepang ada di London ada di Amerika ada di Singapura Beijing. Kita harus terus promosi dan selalu setiap ini kita ajak beberapa Project yang ada di Jawa Barat untuk kemudian sounding kepada para investor," paparnya.

Di tengah resesi dunia, menurut Bambang, Jabar pun harus meyakinkan investor, kalau kita belum resesi. Justru Indonesia masih menunggu. "Ya kita buat orang punya uang menginves ke kita kan kalau temen-temen punya uang analoginya akan mencari bank yang labanya masih bagus kan itu udah taruh nya ke sana masih begitu investor juga. Apalagi kemudian mereka akan melihat kita dapat apresiasi," paparnya.

Sementara menurut Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Permadi Mohammad, Pemprov Jabar menawarkan 17 proyek energi terbarukan kepada investor dalam dan luar negeri pada ajang WJIS 2022. "Jadi di sini kita ada (17 proyek investasil ada yang proyek dan ada yang juga yang produk. Jadi bisa juga kan produk," katanya.

Permadi mengatakan total nilai investasi ke-17 proyek investasi energi terbaru yang ditawarkan pada WJIS 2022 mencapai Rp 25,6 triliun.

Adapun ke-17 proyek investasi tersebut diantaranya proyek pembangkit listrik tenaga bayu atau angin, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hingga stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

"Jadi memang ada kemudian seperti tadi ada yang SPKLU. Kita kan ini memerlukan investor juga.  Kita kalau misalkan mau mengembangkan kendaraan listrik ini kan orang nanya kayak telur sama ayam. Si investor sendiri demand-nya ada enggak. Nah ini kan yang harus kita selesaikan," katanya.

Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, kata Permadi, telah berkoordinasi dengan para sejumlah kedutaan besar negara yang menjadi target investor luar negeri pada acara WJIS 2022. "Kita juga berkoordinasi dengan embassy kita di sana. Saya kira secara rutin pun WJIS selalu mengundang investor dalam dan luar negeri," katanya.

Ketika ditanyakan daerah mana di Indonesia yang menjadi pesaing bagi investor untuk proyek energi terbaruk, Prima mengatakan tidak ada persaingan antara daerah terkait pengembangan energi baru dan terbarukan.

"Maksudnya kita bersama-sama, baik Jawa Tengah, baik Bali begitu terkait dengan kendaraan listrik atau penggunaan EBT (energi baru terbarukan), memang menjadi tanggung jawab bersama. Jadi bukan tentang siapa yang lebih unggul, tapi bersama-sama ya untuk bahu membahu memgembangkan EBT," paparnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement