Sabtu 01 Oct 2022 14:41 WIB

Gunakan Helikopter Kapolda Sumut Pantau Gempa Tapanuli Utara 

Monitoring BMKG menunjukkan adanya 58 kali aktivitas gempa bumi susulan. 

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak
Foto: ANTARA/Adiva Niki/
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, terbang ke Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) usai diguncang gempa yang berkekuatan 6 SR, Sabtu dini hari.

"Pak Kapolda Sumut naik heli, dan terbang ke Kabupaten Taput," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, di Medan, Sabtu (1/10/2022).

Hadi menyebutkan, bahwa Kapolda Sumut ingin memastikan kondisi warga Tapanuli Utara, dan sekaligus memberikan bantuan kesehatan jika ada masyarakat yang terluka akibat guncangan gempa tersebut.

"Untuk data warga baik yang terluka maupun rumah rusak akibat gempa masih dalam pencatatan," ucap Hadi.

Pusat gempa berada di darat, yakni 15 kilometer Barat Laut, Kabupaten Tapanuli Utara, dan tidak berpotensi terjadi tsunami.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Sahat Hottua Simaremare menjelaskan, data sementara gempa bumi di Taput, yakni satu orang meninggal dunia, sembilan orang luka, kebakaran 18 kios di Pasar Sarulla, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan.

"Tujuh korban luka sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Tarutung, sementara dua orang lainnya dirawat di puskesmas," ujar Indra.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Daryono mengungkapkan, wilayah Tapanuli Utara diguncang gempa tektonik yang memiliki parameter terkini hasil analisis 5,8 magnitudo yang memiliki dampak getaran dan dirasakan oleh semua penduduk Taput, Sabtu.

Dalam siaran pers BMKG, gempa bumi terjadi pada pukul 02.28.41 WIB, Sabtu, 1 Oktober 2022, dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11 LU ; 98,83 BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau 'strike slip'," katanya.

Gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk dan semua terkejut dan lari), dan daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Kemudian, daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah), daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan- akan truk berlalu).

Hingga pukul 08.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 58 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M5,1 dan magnitudo terkecil M2,5. Disebutkan, sesuai hasil permodelan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement