REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN – Pekan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor kembali berlangsung pada Kamis (29/9/2022), di Mahligai Pancasila, Banjarmasin.
Pada malam ketiga ini, tausiyah disampaikan oleh KH. Wildan Salman, yang juga sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Al-Quran Darussalam Martapura.
Tampak hadir pada maulid itu Pimpinan Majelis Dzikir Ihya Ulumuddin Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel Habib Ali bin Abdullah Alaydrus. Kegiatan diawali dengan lantunan syair maulid dari grup habsyi Miftahurrahman asal Kurau, Kabupaten Banjar dan disusul pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh H. Muhammad Yusuf.
Selanjutnya, Habib Ali bin Abdullah Alaydrus pun secara khusus memimpin doa. Sebelum siraman rohani dimulai, Gubernur H. Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin menyampaikan kesan mendalamnya akan kepemimpinan Rasulullah SAW.
Paman Birin menyampaikan kemuliaan Rasulullah harus senantiasa diingat dan dihayati oleh umatnya.“Jika Bapak Ibu bertanya, siapa pemimpin pemerintahan terbaik yang hadir di muka bumi ini, dia adalah Baginda Rasulullah. Siapakah panglima terbaik yang pernah hadir di muka bumi dia adalah Rasulullah, dan pedagang terbaik juga Rasulullah,” ujar Paman Birin.
Pada kesempatan ini, gubernur juga mengingatkan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke-29 dalam waktu dekat di Kalimantan Selatan. “Tentu saja, kita akan kedatangan kafilah dari seluruh nusantara. Sebagai tuan rumah, saya mengajak masyarakat untuk menyambut tamu-tamu dengan baik, dengan harapan menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi mereka,” pesan Paman Birin.
Gubernur berharap, ajang MTQ menjadi momen untuk menciptakan generasi qurani, terutama di era globalisasi yang sarat dengan berbagai persoalan dan tantangan zaman.
Sementara itu, KH. Wildan Salman, dalam siraman rohaninya, menyampaikan, bahwa kita diharuskan mengetahui seluk-beluk Rasulullah. “Mulai dari nasabnya, hari kelahirannya, hijrahnya, hari kebangkitannya, sampai apa yang diajarkan oleh Nabi kita disuruh untuk mengetahui. Kalau tidak mengetahui bagaimana mau mengikutinya,” pesan Guru Wildan, sapaan akrabnya.
Guru Wildan kemudian menyebutkan dalil yang bermakna, jika kamu mencintai ridho allah, maka ikutilah Rasulullah, niscaya Allah SWT balas seagala amal kita.
Guru Wildan melanjutkan, Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota suci Mekkah. Sampai sekarang, tempat kelahiran baginda nabi di sekitar Masjidil Haram masih utuh. Adapun, jelas Guru Wildan, Rasulullah SAW lahir pada tahun 570 Masehi. Saat itu belum ada istilah bulan-bulan hijriyah.
Barulah pada kepemimpinan Sayidina Umar, disusun perhitungan tahun Kslami, menggantikan tahun masehi, sehingga kelahiran Rasulullah jatuh pada bulan Rabiul Awal. “Kelahiran Nabi Muhammad sudah ditunggu-tunggu. Mulai zaman Nabi Isya sudah disebut, akan datang seorang Rasul yang Bernama Ahmad,” tuturnya.
Selain itu, kata Guru Wildan, seorang ulama Yahudi juga pernah mengatakan bahwa akan datang seorang nabi yang memiliki umat paling banyak dan mengajarkan keadilan. Ketika dia wafat, maka menyebarlah agama yang diridhai Allah (Islam) ke berbagai penjuru dunia.