REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day digelar pada 27 September 2022 di Bali. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan Bali menjadi tempat yang sempurna untuk merayakan Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day.
“Bali adalah tuan rumah yang sempurna untuk acara World Tourism Day. Bukan hanya karena keindahannya yang memancarkan harapan. Namun karena Bali juga berada di garda terdepan dalam transformasi pariwisata di Indonesia,” kata Menparekraf Sandiaga saat memberikan sambutan dalam World Tourism Day 2022 di Grand Hyatt Bali, Nusa Dua, Selasa (27/9/2022).
Pada acara Press Conference of WTD 2022, Menparekraf Sandiaga berkesempatan untuk menyerahkan Sertifikat Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Piagam Penghargaan, serta Maklumat Pariwisata Berkelanjutan yang memuat Pernyataan Pengelola Destinasi untuk menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan secara kontinu kepada PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengembang kawasan The Nusa Dua Bali. Ketiga penghargaan ini diberikan secara simbolis oleh Menparekraf kepada Direktur Utama ITDC Ari Respati, disaksikan oleh Sekretaris Jendral UNWTO Zurab Pololikashvili.
The Nusa Dua, kawasan pariwisata yang dikembangkan dan dikelola ITDC, berhasil kembali meraih Sertifikat Indonesia Sustainable Tourism Certification (ISTC) setelah sebelumnya mendapat Peringkat Emas Nasional Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia atau Gold Indonesia Sustainable Tourism Certification (Gold ISTC) dari Kementerian Pariwisata pada tahun 2019. Proses penilaian (assessment) Re-Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan atau sertifikat Indonesia Sustainable Tourism Certification (ISTC) telah dilakukan pada 5-6 September 2022.
Direktur Utama ITDC Ari Respati mengatakan sertifikat ini memiliki nilai penting bagi ITDC karena menjadi bukti dari komitmen pihaknya dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan di kawasan pariwisata The Nusa Dua yang dikembangkan dan kelola selama lebih dari 48 tahun. "Sertifikat ini juga merupakan bukti usaha keras yang kami galang bekerja sama dengan seluruh stakeholders kawasan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan, agar mampu menjaga kesinambungan sumber daya alam dengan budaya masyarakat lokal, kearifan lokal, dan sosial ekonomi atau kesejahteraan,” ujar Ari.
Dalam proses penilaian Re-Sertifikasi ISTC yang telah dilakukan, ITDC sebagai pengelola kawasan The Nusa Dua Bali mendapat banyak apresiasi dari tim penilai. Para auditor memberikan catatan good points atas capaian ITDC. Antara lain terkait tanggung jawab pengelolaan destinasi serta monitoring dan pelaporan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, juga pelibatan dan umpan balik dari penduduk setempat yang dilakukan secara konsisten.
Penilaian positif lainnya, terkait peran sertanya dalam melakukan penerapan protokol kesehatan saat memasuki kawasan The Nusa Dua, perhatian dan komitmen ITDC kepada keberlanjutan budaya, harmonisasi hubungan antara pegawai, wisatawan, dan vendor. Keberadaan anak usaha yang mengolah limbah air dan persampahan menjadi bermanfaat juga memberikan nilai tambah bagi ITDC.
Upaya menjaga keberlanjutan lingkungan juga terus dilakukan ITDC lewat kegiatan pengolahan limbah cair yang ramah lingkungan. Dari penggunaan sistem lagoon atau stabilization ponds, juga turut aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan masyarakat, seperti pelestarian penyu dan transpalansi terumbu karang. Ada pula penggunaan energi baru terbarukan, perolehan Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) untuk kawasan dan hotel-hotel di dalam kawasan, pemberlakukan CHSE dan SOP Covid-19 di kawasan, serta penyediaan fasilitas penyandang cacat di sekitar kawasan.
“Melalui Sertifikat Destinasi Pariwisata Berkelanjutan dan Piagam Penghargaan yang telah diperbarui lagi tahun ini kami berkomitmen untuk terus menerapkan sustainable tourism dengan Konsep Tourism Creates Connectivity atau Pariwisata Ciptakan Konektivitas. Sebagai pemilik dan pengelola kawasan pariwisata, ITDC terus berupaya menjalin konektivitas dengan wisatawan, investor, karyawan, masyarakat lokal, dan pemerintah yang menjadi elemen penting dalam menjalankan bisnis menciptakan destinasi pariwisata yang penuh inovasi, holistik, dan berkelanjutan, guna mewujudkan circular economy yang membawa banyak manfaat bagi semua pihak,” tutup Ari.