REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Upaya pemadaman terhadap kebakaran di hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) masih terus dilakukan, Selasa (26/9). Kepulan api pertama kali terlihat di Blok Jalan Maling, pada Ahad (25/9) sekitar pukul 12.30 WIB. Api kemudian meluas ke arah Blok Cileutik, Blok Manguntapa, Blok Tegal Bodas, Blok Situmpuk, dan Blok Penyok Rama, yang masuk wilayah Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.
Api cepat berkobar karena mayoritas tutupan lahan berupa semak belukar kering. Kondisi itu ditambah dengan tiupan angin yang kencang.
Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan, menjelaskan, upaya pemadaman dilakukan dengan peralatan berupa jet shooter dan mesin pemompa air yang ada di pos penjagaan Pasawahan. Menurutnya, upaya pemadaman dilakukan menggunakan peralatan manual, mekanis dan kimia.
Ada 100 orang yang terlibat dalam upaya pemadaman. Mereka berasal dari petugas Balai TNGC, petugas BPBD Kabupaten Kuningan, anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), paguyuban KTH, TNI, Polri dan relawan.
Pada Ahad (24/9) sekitar pukul 19.30 WIB, kobaran api dapat dipadamkan. Selanjutnya, ditindaklanjuti dengan mop up (tindakan mencari dan memadamkan sisa api sekecil apapun) ke beberapa titik bara api yang masih menyala. Hal itu untuk memastikan api benar-benar telah padam.
"(Hari ini) kita masih fokus pemadaman sisa-sisa (kebakaran) tadi malam," ujar Teguh didampingi humas BTNGC, Adi, Senin (26/9).
Adi mengatakan, pihaknya sebenarnya hari ini sedang melakukan proses pengukuran luasan lahan yang kebakaran semalam. Namun, proses itu terhenti karena fokus ke titik api lagi.
"(Lokasi munculnya kembali titik api hari ini) berdampingan dengan lokasi kebakaran tadi malam," ujar Adi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencnaa Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, saat dihubungi terpisah, menyatakan, belum mengetahui luasan lahan yang terbakar. "Kita lagi di lapangan. Sedang kita data," tandas Indra.