Senin 26 Sep 2022 18:38 WIB

PKB akan Efektifkan Gaya Komunikasi untuk Gaet Pemilih Muda

Generasi muda di masa depan akan menghadapi tantangan dalam isu ketenagakerjaan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
PKB akan terus mengefektifkan gaya komunikasi untuk menggaet pemilih muda yang diprediksi mencapai 60 persen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Foto: Infografis Republika.co.id
PKB akan terus mengefektifkan gaya komunikasi untuk menggaet pemilih muda yang diprediksi mencapai 60 persen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan bahwa partainya kini berisikan banyak generasi muda. Kendati demikian, partainya akan terus mengefektifkan gaya komunikasi untuk menggaet pemilih muda yang diprediksi mencapai 60 persen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Hasil survei ini akan menjadi dorongan kami untuk semakin mengefektifkan gaya komunikasi dengan konstituen. Meskipun dari popularitas PKB masih cukup rendah, masih 60 persen dibandingkan PDIP dan Golkar tinggi untuk dikenal oleh kaum muda," ujar Daniel dalam diskusi yang digelar Center for Strategic and International Studies (CSIS), Senin (26/9/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, generasi muda di masa depan akan menghadapi tantangan dalam isu ketenagakerjaan. Hal tersebut yang harus diantisipasi pula oleh partai politik sebab 60 persen pemilih pada 2024 adalah generasi muda.

"Jadi hasil ini menjadi sangat penting, menjadi masukan penting bagi partai politik, terutama untuk DPR untuk merumuskan program, itu tadi dalam konteks pengawasan," ujar Daniel.

"Beberapa hal yang penting menyangkut tenaga kerja, bagaimana kita juga partai harus mengantisipasi memikirkan kecenderungan harga pangan, itu menjadi penting," sambungnya.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan bahwa pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan memasuki era baru. Salah satunya karena pemilih muda di rentang usia 17-39 tahun yang diprediksi mencapai 60 persen.

"Indonesia masuki era baru dalam Pemilu 2024 yang ditandai dengan karakter pemilih muda yang dinamis, adaptif, dan perhatian pada isu-isu domestik dan global, seperti kesehatan, lingkungan, ketenagakerjaan, demokrasi, dan pemberantasan korupsi," ujar Arya.

Era baru tersebut juga akan menandai perubahan arah kebijakan politik pasca 2024. Dengan pemilih muda yang lebih responsif terhadap berbagai kebijakan pemerintah, seperti di sektor kesehatan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.

Hal tersebut akan membuat proses pembuatan kebijakan harus kolaboratif dan mendengarkan aspirasi eksternal. Era baru tersebut juga akan memunculkan animo pemilih muda untuk aktif dalam politik formal, seperti mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif.

"Namun, belum tersedia mekanisme politik di internal partai yang memungkinkan mereka berpartisipasi aktif. Seperti masih rendahnya ketertarikan mereka menjadi kader atau anggota partai," ujar Arya.

Hasil survei CSIS menunjukkan bahwa para pemilih muda, yakni orang yang berusia 17 hingga 39 tahun, menuntut sejumlah kompetensi utama yang harus dimiliki oleh presiden periode 2024-2029. Ketiganya, yakni kemampuan membuat perubahan (28,7 persen), kemampuan memimpin di saat krisis (21,0 persen), dan kemampuan membuat kebijakan yang inovatif (12,2 persen).

CSIS juga memaparkan karakter pemimpin yang diminati oleh para pemilih muda. Mayoritas responden menilai bahwa Indonesia membutuhkan karakter pemimpin yang jujur dan tidak korupsi.

CSIS memaparkan enam isu strategis yang menjadi perhatian bagi pemilih muda. Yakni, isu kesejahteraan masyarakat (44,4 persen), lapangan pekerjaan (21,3 persen), pemberantasan korupsi 15,9 persen, demokrasi dan kebebasan sipil 8,8 persen, kesehatan 6,2 persen, dan lingkungan hidup 2,3 persen.

CSIS melakukan surveinya pada 8 hingga 13 Agustus 2022 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang. Populasi survei adalah penduduk Indonesia yang tersebar di 34 provinsi dan berusia 17-39 tahun.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dan wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh enumerator. Margin of error sebesar 2,84 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement