Rabu 21 Sep 2022 17:31 WIB

Pemkot: Ada 13 Kecamatan di Bandung Rawan Banjir

Diskar PB sebut ada 13 kecamatan di Kota Bandung yang masuk daerah rawan banjir.

Hujan deras di Kota Bandung menyebabkan Jalan Cibaduyut terendam banjir, Sabtu (10/9/2022) sore. Diskar PB sebut ada 13 kecamatan di Kota Bandung yang masuk daerah rawan banjir.
Foto: Tangkapan layar Video Hendro Susilo.
Hujan deras di Kota Bandung menyebabkan Jalan Cibaduyut terendam banjir, Sabtu (10/9/2022) sore. Diskar PB sebut ada 13 kecamatan di Kota Bandung yang masuk daerah rawan banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mencatat ada sebanyak 13 kecamatanyang perlu diwaspadai karena rawan banjir saat memasuki musim hujan.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Diskar PB Kota Bandung Amires Pahala mengatakan sejumlah kecamatan itu terletak di kawasan selatan hingga timur Kota Bandung. Dia pun mengimbau masyarakat di kawasan itu untuk waspada terhadap bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Baca Juga

"Jadi itu yang wilayah-wilayah yang memang dialiri enam sungai (anak Sungai Citarum)," kata Amires di Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022).

Adapun sejumlah kecamatan yang kerap mengalami banjir itu di antaranya Kecamatan Andir, Astanaanyar, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bandung Kidul, Panyileukan, Batununggal, Bojongloa Kidul, Bojongloa Kaler, Rancasari, Kiaracondong, Cibiru, dan Kecamatan Buahbatu.

Sepanjang Januari hingga September 2022, dia mencatat kejadian bencana hidrometeorologi di Kota Bandung mencapai tiga kasus yakni satu kasus banjir di Rancasari, dan dua kasus longsor.

"Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materi, ada rumah yang temboknya runtuh. Sebanyak 21 rumah terdampak banjir. Itu terjadi pada April 2022," kata dia.

Guna mencegah bencana terjadi, Amires mengaku terus memantau sejumlah wilayah tersebut bersama aparat kewilayahan. Selain itu, menurutnya edukasi terkait mitigasi bencana juga terus disampaikan kepada masyarakat.

"Untuk belajar melihat potensi dan gejala terhadap perubahan sosial juga. Misalkan, masyarakat harus menjaga selokan, jangan buang sampah sembarangan," katanya.

Adapun berdasarkan kajiannya bersama sejumlah instansi terkait, menurutnya puncak musim hujan di Kota Bandung bakal terjadi sekitar Januari dan Februari 2023. Dia pun memastikan personel Diskar PB Kota Bandung selalu bersiaga menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

"Kewaspadaan masyarakat memang masih kurang. Harus secara masif kita berikan pemahaman bagi masyarakat jika bencana itu terus mengintai," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement