Jumat 16 Sep 2022 15:16 WIB

Risma Jawab Sindiran AHY Soal 'BLT Kita Dulu Dihina-hina'

Pemerintah mengucurkan BLT sebagai respons atas kenaikan harga BBM.

Rep: Febryan. A/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) melihat warga penerima bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menghitung uang yang diterimanya di kantor PT Pos Indonesia, Banda Aceh, Aceh, Rabu (14/9/2022). Kementerian Sosial menyalurkan BLT pengalihan subsidi BBM kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) senilai Rp12,4 triliun melalui PT Pos Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) melihat warga penerima bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menghitung uang yang diterimanya di kantor PT Pos Indonesia, Banda Aceh, Aceh, Rabu (14/9/2022). Kementerian Sosial menyalurkan BLT pengalihan subsidi BBM kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) senilai Rp12,4 triliun melalui PT Pos Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyatakan, pemerintah mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk membantu masyarakat menghadapi kondisi yang sedang tidak stabil. Hal ini disampaikan Risma untuk menjawab sindiran Partai Demokrat terkait kehadiran program BLT, yang dulu dihina-hina.

 

Baca Juga

"Jadi sebetulnya, kita tahu memang ada kondisi yang tidak stabil, tidak seperti biasanya, makanya diturunkan BLT BBM," kata Risma saat konferensi pers bersama Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (16/9/2022).

 

Menurut Risma, ketidakstabilan itu tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Karena itu, Pemerintah mengucurkan BLT sebagai respons atas kenaikan harga BBM.

 

Risma mengatakan, keputusan pemerintah menyalurkan BLT BBM juga mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945. Sebagaimana tertera dalam Pasal 34, dinyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. "Jadi itu lah konsepnya," ujar Risma yang merupakan politisi PDIP itu.

 

Adapun Presiden Jokowi tak menjawab pertanyaan awak media soal sindiran Partai Demokrat tersebut. Dia hanya meminta Risma untuk memberikan jawaban.

 

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (15/9/2022), Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyindir kebijakan Pemerintah Jokowi menyalurkan BLT BBM. Padahal, dulu ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memerintah, program BLT dihina-hina.

 

"Dulu dihina-hina BLT kita. 'Apa itu BLT, hanya untuk menghamburkan uang negara?' Dibilang kita tak punya cara lain. Padahal itulah cara yang bijaksana untuk membantu rakyat miskin," ujar AHY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement