REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengadakan simulasi penanggulangan kebakaran dan bencana alam di gedung Balai Kota DKI, untuk melatih penyelamatan hingga cara evakuasi keadaan darurat. "Bencana apapun bentuknya kami harus menerapkan kesiapsiagaan," kata Wagub DKI Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).
Simulasi tersebut melibatkan seluruh unsur penanggulangan bencana termasuk para pegawai yang ikut berpartisipasi. Adapun simulasi tersebut diskenariokan kebakaran muncul di lantai enam gedung Blok G Balai Kota DKI, setelah sebelumnya terjadi gempa bumi.
Sejumlah pegawai setempat kemudian berhamburan keluar gedung setelah petugas mengumumkan menggunakan pengeras suara, untuk melakukan evakuasi ke tempat lebih aman. Petugas dan mobil pemadam kebakaran termasuk robot pemadam LUF 60 dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.
Sedangkan para pegawai setempat dievakuasi di lapangan yang berada di depan gedung Balai Kota DKI. Pelaksanaan simulasi itu dilakukan sesuai amanat Peraturan Gubernur (Pergub) 143 tahun 2016 yang mewajibkan simulasi dilakukan sekali dalam satu tahun.
Simulasi terakhir di Balai Kota DKI dilakukan pada 2018 atau sebelum pandemi Covid-19. Pelaksanaan simulasi itu juga sekaligus memastikan sistem dan operasional alat kelengkapan darurat di setiap gedung bisa digunakan dan kesiapan petugas.
Sementara itu, berdasarkan data Pemprov DKI gempa bumi telah mengguncang Jakarta lima kali dalam lima tahun terakhir. Sedangkan data kebakaran dari Januari hingga April 2022, Riza mengungkapkan, sebanyak 330 peristiwa kebakaran terjadi di Jakarta.
Kebakaran tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor mulai kebocoran gas, korsleting listrik hingga puntung rokok masih menyala yang dibuang sembarangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, selama 2020 tercatat sebanyak 3.156 peristiwa kebakaran terjadi di Ibu Kota. Jumlah itu kemudian menurun pada 2021 mencapai total 1.535 kasus kebakaran.