Senin 12 Sep 2022 17:47 WIB

Menkominfo Sebut Data yang Diretas Bjorka Hanya Data Umum

Menkominfo dorong terbentuknya emergency response team untuk menjaga tata kelola data

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate (tengah). Johnny menyebut, data-data yang dimiliki oleh peretas Bjorka merupakan data yang umum yang belum diperbarui.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate (tengah). Johnny menyebut, data-data yang dimiliki oleh peretas Bjorka merupakan data yang umum yang belum diperbarui.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti terjadinya kebocoran berbagai data yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini dibahas Jokowi dalam rapat terbatas yang dipimpinnya dan dihadiri sejumlah pimpinan kementerian dan lembaga terkait.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan, salah satu yang dibahas dalam rapat tersebut adalah pembobolan data yang dilakukan oleh peretas Bjorka. Johnny menyebut, data-data yang dimiliki peretas Bjorka merupakan data yang umum yang belum diperbarui.

Baca Juga

“Di rapat dibicarakan, memang ada data-data yang beredar oleh salah satunya Bjorka, tetapi setelah ditelaah sementara data-data yang umum, data-data umum, bukan data-data spesifik, bukan data-data yang ter-update,” ujar Johnny di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Johnny mengatakan, tim lintas kementerian dan lembaga baik dari BSSN, Kemenkominfo, Polri, dan BIN pun akan berkoordinasi untuk menelaah lebih dalam terkait hal ini. Lebih lanjut, ia menyebut perlunya dibentuk tim khusus yakni emergency response team untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia serta untuk menjaga kepercayaan publik.

“Jadi akan ada emergency response team dari BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya,” kata dia.

Johnny juga mengajak media untuk meningkatkan kewaspadaan publik terkait bahayanya kriminalitas di dalam ruang digital. Ia menilai pentingnya membangun kekuatan nasional bersama-sama untuk menghadapi berbagai ancaman, termasuk di ruang digital.

“Bahaya dalam ruang digital tersebut adalah bentuknya tindakan kriminal digital. Ini harus kita jaga bersama-sama, bangun kerja bersama,” kata dia.

Seperti diketahui, Bjorka, hacker yang sebelumnya membobol data registrasi SIM Card, menyampaikan akan membocorkan rangkaian surat rahasia untuk Presiden Jokowi, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Dokumen yang dicuri tersebut terdiri dari 679.180 data yang berisi informasi seperti judul surat, nomor surat, pengirim, nama pegawai penerima, dan juga tanggal.

“Transaksi surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia 679k dibocorkan ke deep web oleh aktor jahat Bjorka,” tulis @Darktracer di Twitter.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono pun memastikan, tidak ada isi surat dan dokumen rahasia untuk Presiden yang bocor. “Tidak ada isi surat dokumen yang terhack,” ujar Heru kepada Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement