Senin 12 Sep 2022 16:46 WIB

Di Los Angeles, Menko Airlangga Ajak Ciptakan Ekonomi Berkelanjutan

Partisipasi Indonesia dalam forum IPEF memiliki manfaat yang sangat penting.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto menghadiri acara Indo-Pacific Economic Framework Ministerial Meeting (IPEF-MM) di Los Angeles, Amerika Serikat pada 8-9 September 2022. Dia memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan yang dihadiri 14 negara mitra yang tergabung dalam IPEF.

Airlangga mengapresiasi forum kerja sama itu karena dapat menciptakan kerangka ekonomi berstandar tinggi dan inklusif di kawasan Indo-Pasifik. "IPEF merupakan respons atas kondisi saat ini, dimana seluruh negara harus berkerja bersama menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan kesejahteraan serta pengembangan keadilan di kawasan Indo-Pasifik," tuturnya dalam siaran pers di Jakarta, Senin (12/9/2022).

Forum IPEF berfokus pada empat pilar utama yang menjadi tantangan global, antara lain perdagangan, rantai pasok, dekarbonisasi dan infrastruktur (ekonomi hijau) serta perpajakan dan anti korupsi (ekonomi adil). Airlangga menyampaikan, partisipasi Indonesia dalam forum IPEF memiliki manfaat yang sangat penting untuk menciptakan kerja sama dalam rangka membangun ekonomi yang berkelanjutan.

"Kolaborasi seluruh negara dibutuhkan agar tercipta kerja sama simbiosis mutualisme yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan juga keberlanjutan ekonomi yang lebih bersih (sustainable development)," ujar Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut.

Pakar perdagangan internasional dari UGM, Riza Noer Arfani menilai, IPEF sebagai forum strategis dalam perimbangan ekonomi politik di kawasan Pasifik. Dia menyatakan, Indonesia memiliki banyak manfaat dan keuntungan secara ekonomi sekaligus politik dengan berpartisipasi dalam berbagai forum kerja sama internasional di kawasan strategis tersebut.

"Kawasan ini merupakan domain kekuatan ekonomi politik. Tak bisa dipungkiri kita masih agak menimbang apa yang diinginkan Tiongkok dalam keterlibatan mereka di kawasan, terutama isu-isu high profile semacam Laut Cina Selatan. Dari sisi itu kita masih butuh perimbangan dari kekuatan lainnya di Indo Pasifik," kata Riza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement