REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pihaknya melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam mengusut penyebab jatuhnya pesawat latih milik TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Andika memastikan bahwa hasil penyelidikan bersama dengan KNKT itu akan disampaikan secara transparan kepada publik.
"Kita akan transparan, sejak insiden juga yang jatuhnya pesawat T-50i AU kita belum lama kan di sekitar Iswahjudi Madiun dan sekarang juga itu, kita melibatkan KNKT, supaya apa, supaya juga transparan," kata Andika kepada wartawan di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (11/9/2022).
Sebagai informasi, pesawat latih tempur milik TNI AU, T-50i Golden Eagle jatuh di desa Nginggil, Kradenan Blora, Jawa Tengah, pada Senin (18/7/2022) malam. Akibatnya, pilot bernama Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi yang menerbangkan pesawat untuk melakukan latihan terbang malam itu meninggal dunia.
Sementara itu, pesawat latih milik TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 dinyatakan hilang pada Rabu (7/9/2022) di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), yakni di Perairan Laut Selat Madura antara Kabupaten Bangkalan, Madura dan Gresik. Pesawat itu akhirnya ditemukan keesokan harinya, Kamis (8/9/2022) di kedalaman kurang lebih 15 meter.
Dua penerbang pesawat itu ditemukan dalam kondisi meninggal. Keduanya, yakni Kapten Laut (Anumerta) Yudistira Eka Permadi dan kopilot Letnan Satu Laut (Anumerta ) Dendy Kresna Bhakti.
Andika menjelaskan, pihaknya memberi kesempatan kepada KNKT untuk membantu investigasi terkait penyebab jatuhnya kedua pesawat tersebut dan menyampaikan masukan bagi TNI. Ia menyebut, saran dari KNKT harus dijadikan evaluasi terhadap seluruh jajaran TNI. Sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan.
"Harus (jadi bahan evaluasi), karena kita harusnya kita meminimalisir semaksimal mungkin accident (kecelakaan) ya," ujarnya.