Selasa 06 Sep 2022 08:33 WIB

Harga BBM Naik, Wagub Bali: Kita Sabar Saja

Wagub Bali juga meminta warga berhemat dan menggunakan fasilitas transportasi publik

Red: Nur Aini
Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Foto: Dok Pemprov Bali
Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak masyarakat untuk lebih bersabar dan melakukan langkah-langkah penghematan dalam menghadapi kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Kita sabar saja, mari kita optimalkan apa yang kita miliki sekarang, yang biasanya kita di Bali kita lihat masih sering jalan-jalan mungkin hal-hal seperti kita hemat, (penggunaan) fasilitas oleh pemerintah yang disiapkan untuk transportasi publik, mari kita manfaatkan dengan maksimum," kata Wagub Bali yang biasa disapa Cok Ace itu di Denpasar, Senin (5/9/2022).

Baca Juga

Dia juga mengajak masyarakat setempat dapat memanfaatkan fasilitas transportasi publik lebih maksimal.

"Pemerintah 'kan sudah membuat kebijakan dalam bentuk (subsidi bagi) mereka yang terdampak. Itu sebenarnya yang disaring (subsidi) yang tidak tepat sasaran," ujarnya.

Selain itu, pihaknya berharap, agar apa yang diharapkan pemerintah dari kebijakan menaikkan harga BBM ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Juga kita lihat negara-negara asing kesulitan juga fiskalnya, kita rasakan memang berat," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Cok Ace menambahkan, Pemprov Bali saat ini belum memiliki rencana untuk memberikan stimulus bantuan terhadap masyarakat karena kenaikan harga BBM ini.

Pemerintah menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022), jenis BBM yang dinaikkan harganya yakni Pertalite per liter menjadi Rp10 ribu, Pertamax menjadi Rp14.500, dan solar Rp6.800.

Terkait dampak kenaikan BBM bagi kunjungan wisatawan ke Bali, Cok Ace berpandangan akan berdampak, namun tidak signifikan

"Sementara belum kita lihat. Tetapi, yang jelas dampaknya pasti ke harga naik. Sebenarnya untuk di Bali konsumsi pariwisata masih rendah walaupun naik harganya, mungkin tidak akan dirasakan karena hotel-hotel belum full. Jadi, para wisatawan mungkin sedikit dampaknya kecuali untuk penerbangan," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement