REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Jelang Pemilu dan Pilpres 2024, sejumlah tokoh nasional masuk dalam daftar calon presiden dan calon wakil presiden. Dari sederet nama yang sering dibicarakan muncul nama LaNyalla Mattalitti dan Andika Perkasa yang bertemu di Madiun Jawa Timur saat puncak peringatan seratus tahun Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pada Jumat 2 September 2022.
Saat bertemu, keduanya terlihat akrab dan saling berbincang. Pertemuan LaNyalla Mattalitti dan Andika Perkasa mengundang perhatian publik, hal ini karena keduanya sejak lama diperbincangkan sebagai capres 2024. Menurut Direktur Eksekutif Trust Indonesia , Azhari Ardinal baik LaNyalla Mattalitti maupun Andika Perkasa telah dideklarasikan sebagai capres oleh relawan di berbagai provinsi, deklarasi yang masif tersebut menandakan keduanya punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
"Secara segmentasi, relawan LaNyalla dan Andika berasal dari berbagai segmen seperti buruh, nelayan, seniman, emak-emak, kalangan milenial dan lain-lain. Segmentasi relawan yang beragam dari LaNyalla dan Andika menunjukkan keduanya memiliki basis pemilih yang luas di tengah masyarakat," katanya kepada wartawan, Sabtu (3/9/2022).
Azhari mengatakan duet LaNyalla-Andika merupakan perpaduan ideal, LaNyalla berasal dari kalangan sipil sementara Andika berasal dari kalangan militer, pasangan sipil militer akan saling melengkapi dalam memimpin Indonesia. Menurut dia, LaNyalla selaku tokoh sipil, selain memimpin Lembaga negara DPD RI, ia juga memiliki hubungan emosional yang kuat dengan kelompok Islam. "LaNyalla memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Islam, terbaru LaNyalla didaulat sebagai keynote speaker dalam Kongres Umat Islam yang diselenggarakan di Medan."
Sementara itu Andika merupakan tokoh militer yang saat ini memegang jabatan tertinggi di militer yakni Panglima TNI. "Ini merupakan bukti bahwa ia bukan figur biasa di di dunia militer, kompetensi sebagai pemimpin militer telah teruji dan merupakan modal yang baik untuk memimpin Indonesia," kata dia.
Bila berkaca pada sejarah, perpaduan sipil militer atau militer sipil telah terbukti memimpin Indonesia, hal itu tercermin di masa kepemimpina SBY periode pertama dan kedua. Sementara dari sudut pandang geopolitik, LaNyalla dan Andika merupakan representasi dari dua pemilih terbesar di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Barat. LaNyalla memiliki basis pemilih di Jawa Timur sedangkan Andika Memiliki basis pemilih di Jawa Barat.
Sejak dimulainya pilpres dengan sistem pemilihan langsung, Jawa Timur dan Jawa Barat selalu menjadi lumbung suara yang sangat berpengaruh pada hasil akhir pilpres. Menurut dia, jika LaNyalla dan Andika mampu menggabungkan basis pemilih masing-masing maka akan berpeluang besar memenangkan pilpres.
"Jika berbicara partai pengusung, LaNyalla-Andika berpotensi diusung Nasdem dan PKS. Andika merupakan salah satu calon yang diusung Nasdem, artinya Andika memiliki modal parpol pengusung," ucap dia.
Pertemuan Puan Maharani dan Surya Paloh yang baru saja terjadi di mana disinyalir Puan meminta kepada Nasdem agar Anies Baswedan dipasangkan mendampingi Puan untuk menjadi cawapres. "Tentu hal ini akan membuat Anies yang berambisi menjadi capres merasa kecewa, bila Anies tetap kukuh ingin nyapres maka tidak mustahil Nasdem akan meninggalkan Anies," kata dia.
Ia berpendapat, situasi ini justru mendatangkan keuntungan bagi Andika, peluangnya untuk diusung Nasdem semakin terbuka lebar. Pada saat yang sama PKS hingga saat ini belum memiliki kandidat capres, LaNyalla berpotensi menjadi pilihan yang tepat sebagai tokoh yang dekat dengan kelompok Islam maka LaNyalla berpeluang diusung PKS yang juga merupakan partai berbasis Islam. "Koalisi PKS-Nasdem masih butuh satu parpol koalisi untuk memenuhi syarat mengusung Pasangan Capres/Cawapres," kata dia.