Sabtu 03 Sep 2022 01:29 WIB

KNKT Sebut Truk Trailer Maut Bekasi Kelebihan Muatan, Bukan Rem Blong

Truk trailer disebut dalam kondisi baik termasuk fungsi rem

Rep: Ali Mansur/ Red: Nur Aini
Warga menyaksikan tiang BTS yang roboh akibat ditabrak oleh truk di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Kecelakaan truk yang menabrak tiang BTS hingga roboh di depan SDN Kota Baru II dan III tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga menyaksikan tiang BTS yang roboh akibat ditabrak oleh truk di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Kecelakaan truk yang menabrak tiang BTS hingga roboh di depan SDN Kota Baru II dan III tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan kondisi truk trailer maut yang mengalami kecelakaan di Jalan Sultan Agung, Bekasi masih dalam kondisi baik, termasuk pengereman. Hanya saja, truk trailer yang menewaskan 10 orang itu kelebihan muatan. 

“Seperti penjelasan saya sebelumnya kendaraan tidak ada masalah teknis, tapi mengalami lebih muatan dua kali lipat dari daya angkutnya,” ujar Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan, saat dihubungi, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga

 

Menurut Wildan, hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan. Begitu juga dengan dengan kondisi jalan yang tidak ada masalah berarti. Sehingga dapat dipastikan bahwa truk trailer bermuatan besi tidak mengalami kerusakan atau rem blong. Menurut dia, sebenarnya kendaraan besar tersebut masih layak untuk digunakan.

Sebelumnya, kecelakaan truk menewaskan 10 orang termasuk anak-anak dan melukai 33 orang di kota Bekasi pada Rabu, 30 Agustus 2022. Wildan mengatakan sopir truk trailer berinisial AS (30) menggunakan gigi 7 pada saat jalanan menurun, ditambah muatannya berlebihan. Hal itu membuat kendaraan didorong dari atas flyover oleh gaya tarik bumi. Sehingga gaya rem yang dimiliki kendaraan tidak mampu mengakomodasi energi kinetik yang muncul.

 

"Kalau rem blong itu berarti ada masalah di remnya, sedangkan ini remnya nggak ada masalah. Cuma yang jadi masalah kendaraan itu meluncur dari atas pakai gigi 7 dengan muatan 55 ton sehingga sistem remnya nggak mampu mengakomodasi energi kinetik yang ditimbulkan," tutur Ahmad Wildan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement