REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP – Memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada 10 Agustus, Pertamina kembali melakukan pelepasliaran penyu di pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Pelepasliaran penyu dilakukan pada Rabu (31/8/2022) bersama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Tengah dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap.
Kegiatan tersebut sudah dijalankan secara rutin setiap tahunnya sejak 2019 dengan melepasliarkan 813 ekor penyu secara total. Fuel Terminal Manager Maos PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Zaeni yang hadir pada kegiatan tersebut mengungkapkan, kegiatan yang dijalankan merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Konservasi Fauna.
Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Maos yang berlokasi di Kabupaten Cilacap. “Secara konsisten kami bersama lembaga terkait, di antaranya BKSDA Jawa Tengah, kelompok pemerhati lingkungan, dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang merupakan kelompok binaan kami melakukan penyelamatan telur penyu hingga pelepasliaran di lautan bebas yang merupakan habitat asalnya,” ungkap Zaeni.
Dia menerangkan penyu yang dilepasliarkan merupakan penyu jenis lekang (Lepidochelys olivacea) yang termasuk kategori terancam punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Penyu lekang termasuk dalam salah satu dari enam jenis penyu dilindungi sesuai dengan Permen LHK No. 106 tahun 2018.
“Dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Dimulai dari sebanyak 32 ekor kami lepas liar pada 2019, kemudian 176 ekor pada 2020, 311 ekor pada tahun 2021, dan tahun ini hingga bulan Agustus sebanyak 294 ekor,” imbuhnya.
Zaeni menjelaskan selain kegiatan pelepasliaran penyu yang dijalankan setiap tahunnya, Pertamina juga melakukan pendampingan dan pembinaan kepada Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap melalui sejumlah kegiatan dan bantuan yang diberikan. Salah satunya adalah memfasilitasi pembangunan Pusat Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang difokuskan pada penyelamatan dari hasil evakuasi telur-telur penyu lekang.
"Pusat konservasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat ini juga memiliki manfaat sebagai pusat edukasi bagi masyarakat agar peduli dengan satwa dilindungi, serta kegiatan penyelamatan satwa dilindungi endemik lainnya yang berhabitat di area Taman Wisata Alam Gunung Selok,” kata Zaeni.