Rabu 31 Aug 2022 11:07 WIB

Pemkot Batam Raih Penghargaan Kota Terbaik Penurunan Stunting

Prestasi ini hasil kerja keras semua pemangku kebijakan serta kolektivitas masyarakat

Balita dan Ibu Hamil menghadiri acara Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan salah satunya untuk pencegahan stunting.
Foto: Prayogi/Republika.
Balita dan Ibu Hamil menghadiri acara Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan salah satunya untuk pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam meraih penghargaan sebagai kabupaten/kota Terbaik se-Provinsi Kepulauan Riau pada Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022. Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPSS) Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan prestasi ini hasil kerja keras semua pemangku kebijakan serta kolektivitas seluruh masyarakat.

"Kami mewakili Bapak Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengucapkan terima kasih. Juga, apresiasi yang tinggi kepada seluruh masyarakat Kota Batam yang telah bahu-membahu bersama OPD teknis dan stakeholder terkait usaha aksi konvergensi pencegahan stunting tahun 2022," katanyadi Batam, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga

Ia berharap, penghargaan ini menjadi motivasi semua kalangan untuk terus memacu semangat dalam upaya pencegahan stunting di Kota Batam. "Mari terus memacu semangat dan bergerak bersama mencegah stunting di kota yang kita cintai ini," ujar dia.

Kota Batam dinilai paling unggul dalam delapan aksi pencegahan stunting di Provinsi Kepulauan Riau dengan memperoleh nilai 74. Posisi kedua Kabupaten Natuna dengan nilai 70, posisi ketiga Kabupaten Karimun dengan nilai 67, posisi keempat Kabupaten Lingga dengan nilai 60.

Sebelumnya tim penilai dari Pemerintah Provinsi Kepri melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan dokumen pendukung aksi konvergensi 1-8 dan dokumen praktik baik terkait dengan pelaksanaan aksi konvergensi stunting di Kota Batam tahun 2021 pada tanggal 29-30 Juni 2022 di empat kabupaten/kota, salah satunya Kota Batam.

"Adapun proses penilaian meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk mencegah stunting," kata Amsakar.

Ia mengungkapkan pencegahan kasus stunting dari tahun ke tahun semakin baik seperti pada tahun 2020 prevalensi stunting di Batam sebesar 7,21 persen turun menjadi 6,02 persen di tahun 2021. Dan pada Februari tahun 2022 turun menjadi 3,38 persen.

Pemkot Batam juga telah membentuk kader pendamping keluarga yang berjumlah 1.632 orang yang terbagi dalam 544 tim. Kinerja pencegahan stunting juga didukung kader posyandu yang berjumlah 3.640 orang.

Selain itu, Pemkot Batam mengerahkan OPD terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan serta Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah untuk bersama-sama mencegah stunting. "Semoga sinergitas, kolaborasi, kerja sama, dan kebersamaan semua pihak terus tumbuh dengan baik. Dalam hal stunting, sesuai target yang ditetapkan pemerintah pusat tahun 2024. Ini semua demi kemajuan generasi bangsa Indonesia yang lebih baik ke depannya," demikian Amsakar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement