Selasa 30 Aug 2022 20:24 WIB

Pantai Sayang Heulang Garut Ditutup Akibat Gelombang Tinggi

Pantai Sayang Heulang, Garut, Jabar ditutup sementara karena gelombang tinggi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Pantai Sayang Heulang, Garut, Jabar ditutup sementara karena gelombang tinggi.
Foto: Suherdi Riki/Republika
Pantai Sayang Heulang, Garut, Jabar ditutup sementara karena gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Terjadinya gelombang tinggi di pesisir pantai selatan Kabupaten Garut menyebabkan aktivitas pariwisata di daerah itu terganggu. Pasalnya, dalam video yang beredar di media sosial, gelombang tinggi itu menghantam tembok yang ada di Pantai Sayang Heulang, yang mengakibatkan air mencapai gazebo di pinggir pantai.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail, membenarkan adanya gelombang tinggi seperti yang tersebar dalam video yang beredar di media sosial itu. Menurut dia, adanya gelombang tinggi di pesisir pantai selatan tak hanya terjadi di Kabupaten Garut, melainkan juga di sejumlah daerah lainnya.

Baca Juga

"Iya benar gelombang tinggi tadi pagi terjadi di Pantai Sayang Heulang," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (30/8/2022).

Akibat kejadian itu, tidak ada korban jiwa maupun korban luka. Pasalnya, pengunjung di objek wisata Pantai Sayang Heulang saat hari biasa tak terlalu banyak. Menurut dia, terdapat sejumlah fasilitas infrastruktur yang mengalami kerusakan. Namun, ia belum bisa menyebutkan total kerugian akibat kerusakan itu.

Agus mengatakan, pihaknya telah memerintahkan UPTD setempat untuk melakukan penutupan setelah terjadinya gelombang tinggi. Penutupan dilakukan sejak Selasa hingga Rabu (31/8/2022).

"Saya sudah perintahkan UPTD untuk penutupan karena menginventarisir kerusakan dan juga mengantisipasi terjadinya gelombang yang sama," kata dia.

Agus mengatakan, penutupan itu hanya berlaku untuk objek wisata Pantai Sayang Heulang. Sementara pantai lainnya, seperti Pantai Santolo dan Pantai Rancabuaya tetap bisa didatangi wisatawan. Namun, ia mengimbau wisatawan tetap waspada, mengingat gelombang tinggi masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.

"Penutupan hanya dilakukan di Pantai Sayang Heulang. Sedangkan untuk pantai lain itu kan terbatas pengunjungnya. Di sana juga tak bangunan tak terlalu menjorok ke bibir pantai," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasatpolairud) Kepolisian Resor (Polres) Garut, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Adnan Muttaqien, mengatakan, kondisi gelombang di wilayah pesisir Garut saat ini sangat tinggi dengan ketinggian 4-6 meter.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi itu diperkirakan akan terjadi hingga tiga hari ke depan. "Namun sampai sekarang masih kondusif," kata dia, Selasa.

Adnan mengatakan, air menyentuh gazebo itu terjadi karena benturan ombak ke tembok. Akibatnya, air naik ke atas. Namun, ia menyebutkan, air tak sampai naik ke gazebo di pantai itu.

Ia mengimbau wisatawan untuk sementara tidak mendekat wilayah pesisir. Selain itu, nelayan yang biasa beraktivitas di pantai juga diminta tidak beroperasi sementara waktu. "Setidaknya sampai tiga hari ke depan akan sangat tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement