REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pada Senin (29/8) malam, Kota Bogor dilanda 37 bencana di sejumlah titik se-Kota Bogor usai dilanda hujan dan angin kencang. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebutkan Kota Bogor selalu siaga 1 bencana selama musim hujan berlangsung.
“Ini tidak menentu. Bisa besok malam kejadian, bisa bulan depan kejadian. BMKG kan begitu. Cuaca tidak menentu. Tapi, kita antisipasi saja,” kata Bima Arya kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).
Oleh karena itu, dia meminta waega bersiaga ketika hujan terindikasi berat. Sebaiknya, warga juga tidak berada di titik rawan. Sebab, sambung Bima Arya, saat curah hujan tinggi saat ini ada dua konsekuensi. Pertama banjir lintasan, dan kedua longsor.
“Banjir lintasan kan hanya memerlukan beberapa jam saja untuk dibersihkan. Tapi, yang agak berat adalah longsor, karena tidak dilakukan intervensi fisik akan mengancam warga,” ujarnya.
Di samping itu, di lokasi bencana banjir dan longsor pada Senin (29/8), Bima Arya mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengevakuasi warga terdampak. Kemudian menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan warga.
“Seperti tadi saya cek, ternyata banyak yang tidka bisa ganti baju, kemudian kasurnya rusak, yaitu akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk mengondisikan itu. Termasuk buku anak-anak basah semua. Kasihan mereka tidak bisa sekolah. Jadi, akan dibantu juga,” jelasnya.
Bima Arya menegaskan, perbaikan juga dilakukan seperti saran DPRD Kota Bogor untuk sesegera mungkin dialokasikan melalui Biaya Tidak Terduga (BTT). Perbaikan itu dilakukan pada turap-turap dan harus dilakukan secara cepat.
“Jadi, saya koordinasikan agar pengerjaan turap segera dilakukan. Karena kalau tidak betul mengancam keselamatan warga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan Kota Bogor dilanda 37 bencana mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, tembok roboh dan bangunan ambruk.
Theo menyebutkan, tanah longsor terjadi di 18 titik. “Satu rumah di wilayah Warung Bandrek, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selaran terdampak dan satu rumah habis terseret longsor,” kata Theo.
Sementara itu, banjir terjadi di 12 titik, tembok roboh di dua titik, pohon tumbang di dua titik, dan bangunan ambruk di tiga titik. Dia menjelaskan, secara umum daerah rawan banjir berada di daerah sepanjang aliran Sungai Ciliwunh dan Cisadane. Serta di aliran Kali Ciheuleut, Kecamatan Bogor Utara.
Di samping itu, kata dia, pihaknya telah memiliki peta risiko banjir. Nantinya, daerah rawan banjir akan diprioritaskan untuk dipasang alat deteksi dini banjir, yang diajukan untuk 2023.
“Daerah Cimahpar arah Tanah Baru, Cibuluh, Kampung Kramat, Kampung Bebek dan daerah lain yang ada aliran sungainya. Di daerah Kampung Cincau, Kelurahan Gudang juga kemaren banjir. Jadi hampir sepanjang aliran air semuanya rawan banjir,” jelasnya.