Sabtu 27 Aug 2022 13:05 WIB

Asita Harap Penerbangan Internasional di Sumbar Dibuka Lagi

Wisatawan dari Malaysia selama ini terbukti menjadi pasar terbesar bagi Sumbar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Penumpang berjalan di dekat proyek pembangunan terminal baru Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatra Barat, Jumat (30/8/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Penumpang berjalan di dekat proyek pembangunan terminal baru Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatra Barat, Jumat (30/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Sumatra Barat (Asita Sumbar) berharap, penerbangan langsung internasional Padang-Madinah dan Padang-Kuala Lumpur kembali dibuka. Hal itu untuk mendorong percepatan kebangkitan pariwisata daerah, terutama menyambut Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023.

Ketua DPD Asita Sumbar, Darmawi mengatakan, penerbangan langsung internasional dari Bandara Internasional Minangkabau amat penting untuk mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Provinsi Sumbar. Khususnya wisatawan dari Malaysia yang selama ini terbukti pasar terbesar bagi Sumbar.

"Sekarang wisatawan dari Malaysia harus masuk lewat Jakarta. Perjalanan panjang yang cukup melelahkan dan dari segi biaya juga lebih besar. Ini menyebabkan kunjungan menurun," katanya di Kota Padang, Provinsi Sumbar, Sabtu (27/8/2022).

Darmawi menyebutkan, kondisi penyebaran Covid-19 yang sudah melandai di Sumbar menjadi momentum untuk membangkitkan kembali pariwisata yang sempat terjun bebas. Penerbangan langsung Padang-Madinah juga sangat penting, terutama bagi perusahaan yang memiliki izin umroh.

Darmawi menyebutkan, sebelumnya ada rencana penerbangan Padang-Madinah pada September 2022. Pelaku usaha perjalanan umroh menyambut antusias rencana tersebut. Namun, ternyata hal itu dibatalkan. Penerbangan pun harus pindah ke Medan atau Jakarta dengan biaya yang lebih mahal.

Akibatnya agen perjalanan menderita kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 8 miliar per bulan. "Kami berharap Pemprov Sumbar bisa mencarikan solusi untuk hal ini agar penerbangan langsung internasional itu bisa dibuka kembali," kata Darmawi. Dia juga berharap ada dukungan anggaran melalui Dinas Pariwisata Sumbar untuk sales mission Asita Sumbar berupa promosi pariwisata.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menyebutkan, Pemprov Sumbar telah melakukan sejumlah upaya agar penerbangan langsung internasional ke Padang kembali dibuka. "Soal penerbangan internasional kita desak terus, melalui dinas terkait. Ini memang keinginan kita bersama. Sudah berkali-kali kita sampaikan ke kementerian terkait," ujar politikus PKS itu.

Upaya lain yang dilakukan untuk menggairahkan sektor pariwisata adalah dengan berupaya menggelar berbagai ajang nasional hingga internasional di Sumbar. Terbaru, di antaranya Pekan Olahraga Mahasiswa serta MTQ Korpri. "Berbagai upaya juga sudah kita lakukan di antaranya MoU dengan maskapai," kata Mahyeldi.

Menurut dia, pariwisata merupakan sektor prioritas Sumbar saat ini. Sehingga harus didukung oleh anggaran yang memadai. "Kita saat ini juga mendorong OPD untuk menggelar rapat tidak lagi di kantor, tapi di desa-desa wisata untuk menggairahkan pariwisata. Termasuk kita juga kerja sama dengan PT Pos yang memiliki lahan di tengah kota cukup luas untuk sentra UMKM," ucap Mahyeldi.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM, Siswanto menyampaikan, saat ini proses dibukanya kembali penerbangan internasional tinggal menyelesaikan masalah administrasi. "Melalui beberapa kali rapat dan pertemuan dengan dirjen di tiga kementerian terkait, untuk flight internasional sudah tidak ada kendala. Yang dibuka itu ada tiga daerah, yaitu di Palembang, Padang, dan Aceh," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement