Jumat 26 Aug 2022 18:56 WIB

Kasus Covid-19 Naik Lagi

Menurut Satgas IDI kasus Covid-19 naik 36 kali lipat, kasus aktifnya 17 kali lipat.

Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 booster di RSA UGM, Sleman, Yogyakarta. Menurut Satgas Covid-19 IDI, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sedang mengalami kenaikan. (ilustrasi)
Foto:

 

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui, ancaman lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih terjadi. Meskipun, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih rendah jika dibandingkan negara lainnya.

“Penting untuk kita mempersiapkan diri meskipun kasus di Indonesia sedang mengalami penurunan karena tidak menutup kemungkinan lonjakan kasus akan kembali terjadi,” kata Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (26/8/2022).

Jika dibandingkan tiga negara lainnya seperti Jepang, Amerika Serikat, dan juga India, jumlah kasus di Indonesia jauh lebih rendah yakni mencapai 32 ribu kasus dalam satu pekan. Sementara di Jepang, tercatat mengalami kenaikan kasus positif pekanan hingga 1,5 juta per 21 Agustus.

“Namun ini artinya, Indonesia juga perlu waspada karena meningkatnya kasus di negara lain penting menjadi pengingat bahwa Covid-19 masih ada dan masih menjadi ancaman di dunia,” ujar dia. 

Menurut Wiku, Indonesia perlu mempersiapkan diri baik dari sisi tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, dan tempat isolasi terpusat, mekanisme monitoring kasus, dan pengetatan kedisiplinan prokes, serta evaluasi kebijakan secara berkala.

Apalagi, diperkirakan akan muncul varian baru Covid-19 pada tahun depan. Meskipun, gejala yang akan ditampakkan dari varian baru tersebut diprediksi tidak akan terlalu parah dibandingkan varian sebelumnya.

“Pada prinsipnya secara ilmiah, karena kekebalan sudah terbentuk dari beberapa dosis yang sudah diterima sebagian populasi, maka manifestasi gejala yang ditampakkan pun tidak akan terlalu parah,” ujar Wiku.

 

Wiku menekankan pentingnya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Sayangnya, laju vaksinasi justru mengalami penurunan sejak Mei lalu. Jika dibandingkan pada Mei lalu, jumlah suntikan dalam satu bulan baik dosis satu, dua, dan tiga sempat mencapai lebih dari 7 juta suntikan. Sedangkan pada Agustus ini hanya sebesar 3,8 juta suntikan.

“Tidak lelah saya ingatkan bahwa vaksinasi dan prokes harus terus kita tingkatkan sebagai dua kunci sukses hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata Wiku.

Wiku menambahkan, pemerintah akan meniadakan kewajiban testing untuk syarat pelaku perjalanan dalam negeri. Sebagai gantinya, syarat perjalanan dalam negeri akan mewajibkan riwayat vaksinasi booster.

"Sebagaimana arahan Presiden bahwa riwayat vaksin booster akan diwajibkan bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan testing tidak lagi menjadi syarat perjalanan," kata Wiku.

 

 

 

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan Indonesia harus bersiap diri menghadapi munculnya sub-varian baru Covid-19 dalam enam bulan ke depan, atau sekitar Januari-Maret 2023.

“Sekarang ujiannya 6 bulan lagi sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023,” kata Menkes saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Munculnya sub-varian baru Covid-19 ini disebabkan karena sejumlah negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat mengalami peningkatan kasus harian yang sangat tinggi. Ia menjelaskan, lonjakan kasus harian yang sangat tinggi pasti akan menyebabkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru.

“Pasti akan ada varian baru karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini. Itu membuat Indonesia harus siap-siap,” ujar.

 

photo
Vaksinasi Covid-19 dosis keempat. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement